Pilpres AS, Harga Emas Diyakini Terus Turun

Jakarta, Gempita.co-Selama berlangsung pilpres AS berdampak pada harga emas karena sentimen investor.

Harga emas dunia di pasar spot berada di level 1.952 dolar AS per troy ounce (toz). Sementara, harga emas batangan Antam Sabtu (7/11/2020) ialah sebesar Rp1.004.000 per gram, atau turun Rp5.000 dari harga sebelumnya.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menurut Direktur PT Solid Gold Berjangka (SGB) Dikki Soetopo, harga emas diprediksi akan turun lagi. “Kami memprediksi bahwa selama pemilu AS berlangsung maka harga emas akan berada di kisaran 1.953 dolar AS/toz sampai dengan US$ 1.964/toz,” ungkap Dikki, di Jakarta, Minggu (8/11/2020).

Ia mengatakan, produk investasi berjangka komoditas yang paling tepat dibeli di tengah Pilpres AS ini adalah emas. “Produk berjangka yang direkomendasikan saat momen pemilu AS saat ini adalah emas dan HKK (Indeks Hang Seng). Selain itu dua produk ini juga akan mengalami tren positif saat perayaan Diwali di India, dan Window Dressing menjelang akhir tahun 2020 serta Imlek di awal tahun 2021,” ujarnya.

Sebelumnya, Ibrahim, meyakini harga emas di Indonesia bisa kembali di bawah Rp900.000/gram. “Nah dari awal kita tahu bahwa kemungkinan besar Joe Biden memenangkan Pilpres, kemudian bisa menggelontorkan stimulus sebesar 2,2 triliun dolar AS. Tetapi dengan adanya oposisi yang cukup mayoritas, kemungkinan besar akan berat sekali. Ini yang akan menahan laju penguatan logam mulia di level Rp1.040.000/gram,” imbuh dia.

Ibrahim menuturkan, harga tertinggi emas tak akan tercapai dalam waktu dekat. Apalagi, melihat data historis di mana harga emas tertinggi terakhir di tahun 2011 yakni US$ 1.897,91/toz. “Level tertinggi harga emas di 2020 hanya di bulan Agustus yakni 2.090 dolar AS/toz atau Rp1.040.000/gram. Untuk mencapai lagi kita menunggu 5-9 tahun ke depan, sehingga walaupun mengalami kenaikan tidak akan bisa mencapai, pencapaian sukses emas di bulan Agustus,” ujar Ibrahim.

Bahkan, ia meyakini harga emas bisa turun di level US$ 1.700-1.830/toz pada 2021-2022. Dengan kata lain, di Indonesia bisa turun hingga Rp850.000-900.000/gram. “Kemungkinan besar itu rata-rata nantinya logam mulia itu akan Rp850.000/gram. Itu yang paling rendah, kemungkinan besar di 2021 itu terjadi. Ya karena ada kemungkinan bahwa logam mulia itu akan di 1.700-an dolar AS/toz. Itu bukan di tahun 2020, bisa saja di 2021 atau 2022,” cetus Ibrahim.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali