Yangon, Gempita.co – Polisi Myanmar menindak aksi demo mengakibatkan dua orang pendemo kritis kondisinya di rumah sakit.
Hal itu dijelaskan dokter yang menangani mereka, Selasa (9/2/2021) malam.
Beberapa laporan media lokal pada hari sebelumnya mengatakan seorang pria yang ditembak oleh polisi selama demonstrasi anti-kudeta di Nay Pyi Taw telah meninggal.
Pria itu, dikatakan berusia 20-an, terluka parah ketika polisi menggunakan meriam air dan menembakkan peluru karet untuk membubarkan kerumunan pengunjuk rasa, menurut saksi dan laporan media.
Seorang ahli bedah, yang meninggalkan rumah sakit pada malam hari, juga mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pria itu ditembak di dada dan meninggal karena luka-lukanya.
Namun, dua ahli bedah yang bertugas di malam hari memastikan bahwa pria dan pengunjuk rasa lainnya – seorang wanita berusia 20-an yang kepalanya tertembak – masih hidup dan dalam perawatan yang mana kondisinya kritis.
Min Thu, seorang saksi mata yang melihat tindakan kekerasan polisi di dekat persimpangan ibu kota Thabyay Gone, menyebutkan jumlah korban luka sekitar 10 orang.
Jaringan radio Radio Free Asia mengatakan setidaknya lima pengunjuk rasa, termasuk seorang wanita berusia 20-an, dilarikan ke rumah sakit umum.
“Seorang gadis ditembak di bagian dada dan segera dibawa ke rumah sakit,” kata seorang pengunjuk rasa lainnya, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Sebuah video yang menunjukkan seorang wanita terlihat ditembak saat polisi menanggapi pengunjuk rasa yang melempar batu juga viral di media sosial.
Sumber: anadolu agency