Polisi Thailand Bubarkan Ribuan Massa Reformasi Monarki dengan Meriam Air

Bangkok, Gempita.co – Ribuan warga Thailand turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutannya terhadap raja.

Polisi Thailand kembali menggunakan meriam air untuk melawan demonstran di Bangkok pada Minggu (8/11), ketika ribuan massa berkumpul di Grand Palace.

Bacaan Lainnya

Polisi Thailand untuk kedua kalinya mengerahkan meriam air terhadap massa. Penggunaan pertama terjadi pada 16 Oktober dan telah memicu begitu banyak kemarahan, sampai-sampai Perdana Menteri dipaksa untuk mencabut status keadaan darurat di Bangkok guna menurunkan ketegangan.

Para demonstran mengatakan mereka ingin menyerahkan surat tuntutan kepada Raja Maha Vajiralongkorn.

Mereka menyeret kotak surat tiruan berwarna merah terang sambil mengangkat tinggi-tinggi mock-up amplop raksasa yang ditujukan kepada Raja.

Para demonstran meminta Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengundurkan diri dan mereformasi monarki. Permintaan untuk mereformasi monarki dianggap sebagai hal yang paling diperdebatkan, mengingat Raja Vajiralongkorn (68) telah mengambil kendali atas dua unit tentara dan kepemilikan pribadi atas aset Mahkota bernilai miliaran dolar sejak ia naik takhta pada 2016.

Sebelumnya, Kepolisian Thailand menangkap lebih dari 20 orang pengunjuk rasa pada Kamis (15/10) yang memprotes terbitnya dekrit tentang status darurat nasional.

Para demonstran membuat simbol tiga jari saat protes, termasuk ketika mobil iring-iringan kerajaan melintas di antara mereka.

Para pengunjuk rasa juga menuntut reformasi kerajaan, yang selama ini tabu dibicarakan karena pemberlakuan Undang-Undang Pencemaran Nama Baik Kerajaan.

Sumber: parstoday

Pos terkait