Prediksi Epidemiolog: 3 Bulan ke Depan Indonesia Bebas PPKM dan Bisa seperti Eropa, Asal…

Gempita.co- Disiplin dan konsisten menjadi kunci sukses Indonesia lepas dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi covid-19. Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Dicky Budiman menyatakan PPKM bisa berakhir dalam tiga bulan ke depan jika dua hal itu dijalankan.

“Kalau secara teoretis dan asumsi semua terjadi normal, tiga bulan (ke depan) itu cukup (PPKM). Tapi, (pelaksanaannya) harus didukung semua pihak. Pemerintah daerah hingga masyarakat. Ini yang tidak mudah,” kata Dicky dalam program Medcom Hari Ini yang tayang melalui Live Instagram, Selasa, 31 Agustus 2021.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Contoh konkret dalam penerapan disiplin dan konsistensi ini, kata Dicky, adalah Jakarta. Pemprov DKI Jakarta taat pada strategi yang berbasis sains. “Dan pada akhirnya mencapai level terkendali,” ujar dia.

Artinya, ketika strategi bertemu disiplin dan konsistensi, juga disokong oleh sains, maka limit pandemi covid-19 bisa diukur. “Jadi, masyarakat bukan hanya merasa aman, tapi benar-benar aman. Ini harus memakai ukuran yang diakui dunia,” ujarnya.

Dicky juga mengingatkan krisis pandemi covid-19 di Indonesia belum berakhir. Maka itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada, termasuk ancaman gelombang ketiga dan varian baru virus tersebut.

“Ya, kita memang sudah lewat puncaknya, namun masa krisis belum berakhir. Masa krisis varian Delta ini rata-rata 12 minggu dan itu bisa sampai akhir September,” ujar Dicky.

Terlebih, kata dia, ancaman varian Delta, terutama di wilayah Jawa dan Bali, belum selesai saat ini. Bahkan, kata dia, varian Delta itu sudah masuk wilayah perdesaan.

“Ini kita bisa terancam varian lainnya, yang bisa lebih hebat dari Delta. Varian Delta ini saja belum selesai kita atasi,” tutur Dicky.

Sehingga, dia menilai keputusan pemerintah memperpanjang PPKM selama sepekan ke depan hingga 6 September 2021 sudah tepat. “Strategi pemerintah ini sudah tepat, hanya tentang komunikasinya. Ini yang harus ditingkatkan supaya masyarakat paham bahwa ini untuk memproteksi mereka,” ujarnya.

Menurut dia, vaksinasi merupakan sebuah keharusan dan menjadi salah satu kunci dalam menghadapi pandemi covid-19. “Betul, kuncinya tetap sama. Apa pun variannya, 3T, 5M, dan vaksinasi adalah kuncinya. Triad strategies,” kata Dicky.

Dia menilai strategi 3T atau pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) perlu digenjot, selain vaksinasi dan protokol kesehatan. “Dan ancaman gelombang ketiga nyata adanya. Setidaknya September atau Oktober ini bisa terjadi ancaman itu,” ujar dia.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali