Presiden Filipina Tolak Senjata Nuklir AS, Begini Ancamannya !

Manila, Gempita.co – Jika Amerika Serikat (AS) membawa senjata nuklir ke negaranya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan tegas membatalkan kesepakatan militer Washington-Manila.

Duterte dalam konferensi pers di Pangkalan Udara Villamor, Kota Pasay, Selasa (2/3/2021), menegaskan Filipina memiliki kebijakan luar negeri yang independen dan tidak mengizinkan senjata nuklir AS ditempatkan di sini.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Konstitusi melarang penempatan senjata nuklir di wilayah Filipina. Jika AS membawa senjata nuklir ke Filipina tanpa memberitahu saya, maka Manila akan segera membatalkan kesepakatan militer dengan Washington,” tandasnya.

Sejak Duterte berkuasa, ketegangan hubungan antara Manila dan Washington meningkat secara signifikan akibat intervensi terus-menerus yang dilakukan AS dalam urusan internal negara tersebut.

Tekanan AS agar pemerintah Duterte menghentikan tindakan keras dalam memerangi narkoba dan pembatalan undang-undang kontraterorisme oleh Filipina, merupakan contoh dari campur tangan Washington dalam urusan Manila selama beberapa tahun terakhir.

Pemerintah dan Kongres AS mencampuri urusan dalam negeri Filipina sejak meningkatnya perang melawan narkoba di negara itu dengan dalih pelanggaran hak asasi manusia.

Tekanan dan intervensi Washington bertujuan agar pemerintah Manila meninjau ulang kebijakannya dalam memerangi narkoba. Namun, rakyat Filipina mendukung langkah Duterte untuk memberantas pengedar dan konsumen narkoba. Perlu dicatat bahwa Duterte memenangi pemilu presiden Filipina juga karena janjinya untuk memerangi narkoba secara efektif.

Menurut Ramon Casiple, seorang analis isu-isu internasional, masyarakat Filipina menganggap Duterte sebagai orang yang jujur ​​dan itulah sebabnya 80 persen masyarakat tetap mendukung kebijakan Presiden Filipina.

Statemen terbaru Duterte mengacu pada rencana AS untuk mengubah Filipina menjadi pangkalan regionalnya di Asia Tenggara untuk penyimpanan senjata nuklir. Dia memandang rencana itu bertentangan dengan kepentingan dan keamanan nasional Filipina.

Menurut Duterte, mengizinkan AS untuk menyimpan sebagian senjata nuklirnya di Filipina dapat berdampak negatif terhadap hubungan Manila dengan tetangganya dan negara-negara di kawasan.

Rencana tersebut juga bertentangan dengan kebijakan Duterte untuk menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga, terlebih kehadiran AS di kawasan bertujuan merusak stabilitas di perairan Laut Cina Selatan dan membendung pengaruh Cina.

Dalam menanggapi kehadiran pasukan AS di Filipina, Duterte mengadopsi kebijakan tertentu dengan maksud membatasi petualangan Washington di kawasan. Pada Februari lalu, Duterte menuntut AS untuk membayar biaya jika ingin melanjutkan kesepakatan yang sudah berusia dua dekade tentang penempatan pasukannya di Filipina.

Sumber: parstoday

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali