Jakarta, Gempita.co – PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) mengelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Sahid Jakarta, Senin (27/8/2020).
RUPS berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat atau melalui rapat virtual sekaligus mengadakan presscon vitual bersama rekan-rekan media melalui Webinar (aplikasi zoom) di masa Aturan Kenormalan Baru (AKB).
Dalam mendukung program pemerintah dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini, maka banyak emiten menjalankan RUPS wajib mematuhi aturan pembatasan sosial (social distancing) demi menghindari penularan virus Covid-19.
Adapun hasil dari RUPS SBAT menetapkan dan mempercayakan komposisi management perusahaan yaitu Dewan Komisaris Santoso Widjojo sebagai Komisaris Utama, Martha Intan Yaputra sebagai Komisaris dan Mamay Jamaludin sebagai Komisaris Indenpenden. Sedangkan untuk jajaran Direksi yaitu Jefri Junaedi sebagai Direktur Utama dan Somad Tjuar sebagai Direktur.
Perusahaan ini memiliki visi dan misi sejak berdirinya perseroan pada tahun 2003. Visinya adalah menjadi salah satu pemain dalam industri tekstil barang atau opend end yarn terbaik di dunia. Sementara misi, adalah menghasilkan produk berkualitas dengan harga bersaing yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli ekspor sebagai prioritas dan juga untuk pembeli lokal.
Sekilas rekam jejak perseroan yang patut diketahui, pada tahun 2004 memulai produksi di Bandung. Pada tahun 2014, memulai ekspor produk pertama kali ke Malaysia. Kemudian, tahun 2015 perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2015.
Perseroan berhasil mencapai total kapasitasnya sebesar 20.000 ton per tahun. Dengan penuh keyakinan hasil pencapaian terbaik ini, untuk masuk bursa melalui pencatatan umum saham perdana (IPO) di tahun 2020. Dimana komposisi saham ini dari Tan Heng Lok (80%), PT. Berkat Sukses Megah (20%) dan masyarakat (5%). Sejak didirikan bergerak di bidang industri tekstil, perusahaan mengunakan mesin Eropa terutama Jerman, dan mesin dari China, Taiwan, Jepang.
Saham
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), hari Rabu (27/8/2020), saham naik 13%, dengan nilai transaksi senilai Rp4,7 miliar dan volume perdagangan saham 208.216 lot saham. Sebulan terakhir, saham meroket. hingga 54 persen. Sementara sejak dihitung dari IPO di bulan April, saham SBAT bertumbuh lebih dari 100 persen.
“Kenaikan harga saham dari awal IPO Rp105/saham hingga saat ini Rp242/saham yang mencapai 105% ini karena kepercayaan pasar terhadap kinerja perseroan yang memang sedang kami genjot. Seperti yang sudah kami sampaikan, kami sedang meluaskan pasar ekspor, dari sebelumnya, Asia, kini masuk di pasar Eropa dan Amerika Latin,” kata Direktur Utama SBAT, Jefri Junaedi, seperti dikutip dari siaran pers Kamis (27/8/2020).
Sebelumnya, saat bulan April lalu, SBAT menghimpun dana sebesar Rp44,62 miliar melalui IPO untuk membeli mesin baru dari Swiss.
Agenda RUPS
Agenda RUPS perusahaan sebagaimana disampaikan antara lain menyetujui laporan keuangan dan tahunan serta pengesahan perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan laba rugi perseroan untuk tahun buku 2019.
Lalu, bagaimana kinerja perusahaan dalam setahun terakhir?
Jefri Junaedi, Direktur Utama SBAT menjelaskan hingga akhir Desember 2019, ketatnya persaingan di bisnis tekstil dirasakan oleh perusahaan. Kendati demikian, SBAT masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif. Tahun lalu, Jefri mengatakan pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 318 miliar.
SBAT merupakan salah satu perusahaan penghasil benang hasil daur ulang (recycle) bahan tekstil terbesar di Indonesia. Ada dua jenis benang yang dihasilkan perusahaan ini, yakni open end dan ring spinning. Benang open end biasanya digunakan para pelanggan SBAT untuk bahan baku pembuatan sarung tangan, lap meja, hingga kain pel. Sementara benang ring spinning biasanya digunakan untuk bahan baku kain.
Tahun lalu, penjualan ke pasar ekspor menyumbang sekitar 30% dari pendapatan SBAT, sementara 70% didominasi oleh penjualan ke pasar domestik. Penjualan SBAT pada tahun 2020 ini, memprioritaskan pada pengembangan kualitas produk, terutama soal faktor keramahan terhadap lingkungan. Salah satu yang membuat produk SBAT diminati pasar, benang open end nya sangat ramah lingkungan karena sama sekali tidak menggunakan bahan kimia.
Dari acuan tersebut maka perseroan melakukan Strategi 2020 dalam menghadapi bisnis di masa Pandemi Covid-19 yaitu peremejaan mesin dan efisien bisnis, expansi usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi, pengembangan produk baru, berkualitas dan fokus pada yield, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat dan memperluas basis pelanggan.