Jakarta, Gempita.co – Sebagai upaya mengembalikan luasan ekosistem mangrove yang hilang dan merehabilitasi ekosistem pesisir yang rusak, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolan Ruang Laut (Ditjen PRL) melakukan penanaman bibit mangrove di pesisir Desa Gampong Baru, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya (6/10).
Plt. Dirjen PRL, Tb Haeru Rahayu, yang biasa disapa Tebe, mengungkapkan selain untuk pemulihan ekosistem pesisir, kegiatan penanaman bibit mangrove yang dilakukan secara padat karya ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan, KKP diminta memberikan stimulus ekonomi untuk sektor kelautan dan perikanan yang terdampak pandemi melalui program PEN dalam bentuk padat karya,” ujar Tebe saat memberikan keterangan di Jakarta (7/10).
Menurut Tebe, ekosistem mangrove memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat pesisir sehingga perlu mendapat perhatian lebih agar keberadaannya tetap dipertahankan dan terhindar dari kerusakan.
Tebe juga menjelaskan, luas mangrove nasional pada tahun 2019 adalah sebesar 3,311 juta Ha, terluas di dunia, namun demikian jika dilihat dari data historis luasan mangrove nasional sejak tahun 1980 sampai tahun 2019 diketahui bahwa luas ekosistem mangrove nasional telah berkurang sangat besar hingga mencapai 54%.
“Pada tahun 2020, KKP memiliki target untuk melakukan perbaikan kondisi ekosistem mangrove dengan penanaman mangrove seluas 200 Ha di 12 lokasi, salah satunya di Kabupaten Aceh Jaya,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K) Muhammad Yusuf mengungkapkan kegiatan penanaman mangrove yang dilaksanakan mulai dari tanggal 1-7 Oktober 2020 dilakukan secara padat karya oleh Kelompok Ekowisata Gampong Baro dan masyarakat sekitar pada area seluas 25 Ha.
“Bibit mangrove yang ditanam sebanyak 82.500 batang bibit dari jenis Rhizopora sp. Bibit ini adalah hasil penyemaian yang dilakukan oleh penggiat konservasi mangrove,” ungkap Yusuf.
Yusuf berharap ke depan lokasi penanaman bibit mangrove ini dapat dikembangkan sebagai lokasi ekowisata dan destinasi wisata bahari di Aceh sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat pesisir.
“Harapannya masyarakat dapat menjaga dan merawat bibit mangrove yang telah ditanam,” tandasnya.