Reshuffle di Depan Mata, Relawan Jokowi Sebut 5 Menteri Ini Layak Diganti

ilustrasi Reshuffle

Jakarta, Gempita.co – Perombakan Kabinet jilid II oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi teka-teki. Namun yang pasti, reshuffle sudah di depan mata karena DPR telah menyetujui usulan pemerintah terkait penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), serta adanya pembentukan Kementerian Investasi.

“Saya tidak tahu kapan waktunya. Yang pasti, reshuffle menjadi kebutuhan. Kebutuhan untuk Presiden dan pemerintah,” kata Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer dilansir dari RMOL, Sabtu (10/4).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Siapa anggota kabinet yang bakal direshuffle, Immanuel mengaku belum tahu pasti. Tapi menurut pandangan relawan, ada lima menteri atau setingkat menteri yang mesti dicopot.

“Itu hak proregatif Bapak Presiden. Tapi yang jelas, menteri atau setingkat menteri yang tidak perform, yang tidak bekerja bagus (yang dicopot),” katanya.

Hingga saat ini, sambung Immanuel, ada lima menteri atau setingkat menteri yang layak dicopot. Yaitu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan Mendikbud Nadiem Makarim.

Immanuel menyebut, Pratikno yang berlatar belakang akademisi dan punya SOP di kementerian, kerap salah dan tidak jeli. Misalnya kesalahan ketik pada UU 11/2020 tentang Cipta Kerja, dan ketidaktelitian dalam membuat Peraturan Presiden terkait investasi miras.

“Soal tiga tahun tidak impor beras, juga salah. Data yang diserahkan Pratikno kepada Bapak Presiden tidak akurat. Buktinya, kita impor besar-besaran 2018 dan 2019. 2021 juga ada beras yang masuk,” kata Immanuel.

Mendag dan Mentan

“Lutfi dan Syahrul sama. Sama-sama buat polemik karena tidak bisa menghentikan impor beras. Mereka tidak bisa menjaga stabilitas pangan di dalam negeri. Kebijakan antara kementerian juga banyak yang tidak sejalan,” sambungnya.

Khusus Mentan, lanjut dia, sampai saat ini belum bisa menjawab berbagai permasalahan terkait pupuk.

“Kalau soal Jaksa Agung, banyak datanya (alasan pencopotan), nanti saya kasih. Yang jelas, sampai sekarang mafia hukum gila-gilaan,” sebutnya.

Terakhir Nadiem Makarim. Meski tidak terlalu menyoroti, Immanuel tidak melihat ada terobosan sang “mas menteri” dalam duania pendidikan.

“Performance anjlok. Belum ada terobosan berbasis digital di dunia pendidikan. Nadiem kan diharapkan untuk itu. Jangan disamakanlah bisnis GoJek dengan menata pendidikan,” pungkasnya.

Sumber: RMOL

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali