Jakarta, Gempita.co-Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), KH. Ma’ruf Amin meresmikan enam rumah ibadah dalam Kampus Universitas Pancasila (UP), Jakarta, Rabu (5/1). Diharapkan enam rumah ibadah itu menjadi perekat persatuan bangsa.
”Pembangunan rumah ibadah agama-agama yang dibangun berdekatan saya harapkan tidak hanya menjadi simbol toleransi dan cerminan sikap saling menghargai. Namun lebih dari itu, juga memudahkan koordinasi dan kerja sama lintas agama serta menjadi perekat persatuan bangsa,” tutur Ma’ruf Amin, Rabu (5/1).
Hadir Menteri Agama Republik Indonesia H. Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Para duta besar dari negara-negara sahabat dan pengusaha.
Rumah ibadah itu terdiri dari, Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila, Gereja Protestan Grha Layanan Kristen Universitas Pancasila, Gereja Katolik Santro Petrus Universitas Pancasila, Vihara Dhamma Sasana Universitas Pancasila, Pura Widya Santika Universitas Pancasila, dan Kelenteng Kebajikan Agung Universitas Pancasila.
Inisiator pendirian enam rumah ibadah adalah Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPP UP), Siswono Yudo Husodo. Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat itu mengatakan, latar belakang pemikiran pembangunan enam rumah ibadah ini lantaran pihaknya merupakan universitas yang menyandang nama besar Pancasila.
”Maka sudah selayaknya sivitas akademikanya berkomitmen menjaga Pancasila, menjaga bangsanya, termasuk keberagamannya baik adat istiadat, budaya, bahasa, dan agama,” ujar Siswono.
Menurut Siswono, harmonisasi interaksi dan komunikasi antar umat beragama akan menghilangkan konflik antar kelompok mahasiswa yang kerap muncul di satu perguruan tinggi. Kampus bisa dikatakan sebagai laboratorium kehidupan, di dalamnya terdapat interaksi multikultural dari seluruh sivitas akademikanya.
”Kita pahami bersama bahwa akhir-akhir ini paham radikalisme perlahan menyusup dan menyasar para intelektual muda. Fenomena ini tentunya perlu segera diantisipasi, agar tidak merusak generasi muda,” ungkap Siswono.
Hal ini yang menjadi salah satu dasar Universitas Pancasila membangun enam rumah ibadah dari agama yang diakui di Indonesia.
Sementara, Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno mengatakan, bangsa ini meletakkan Pancasila sebagai Weltanschauung (pandangan dunia/Worldview) atau philosofische grondslag (dasar filsafat negara).
”Bangsa ini juga secara konsensus telah meletakan Pancasila sebagai dasar negara, merupakan fondasi adanya negara Indonesia,” sebut Edie.
Edie menambahkan, enam rumah ibadah tersebut akan menjadi simbol rumah keberagaman. Tempat di mana seluruh sivitas akademika dan masyarakat sekitar dapat membangun relasi keimanannya baik yang beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.
”Tempat belajar mempererat hubungan kemanusiaan, bertoleransi dan menjaga persatuan, belajar berdiskusi untuk sebuah keputusan, dan belajar bersikap adil bagi sesama,” ujar Edie.
Dikatakannya, pembangunan keenam rumah ibadah tersebut dilakukan secara gotong royong. Baik itu oleh internal Yayasan Pendidikan Dan Pembina Universitas Pancasila, Universitas Pancasila, relasi-relasi Yayasan dan Universitas Pancasila.
Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila selesai dibangun dan diresmikan pada 4 Oktober 2018, Kelenteng “Kebajikan Agung” Universitas Pancasila pada 3 Oktober 2021. Vihara Dhamma Sasana pada 5 Desember 2021, Gereja Protestan Grha Layanan Kristen pada 11 Desember 2021, Pura Widya Santika pada 18 Desember 2021 dan terakhir Gereja Katolik Santo Petrus pada 22 Desember 2021.
Edie mengatakan, Masjid At-Taqwa semula adalah sebuah masjid sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Pancasila yang dibangun pada 1991.
”Universitas Pancasila berharap dengan adanya rumah ibadah ini relasi dalam bingkai kebersamaan dan suasana akademis yang sehat akan menguatkan semangat keberagaman sekaligus menumbuhkan keeratan hubungan pemahaman makna bersama akan perlunya hidup berdampingan dalam satu kampus yang damai,” tutup Edie.