WHO Butuhkan Dana Rp 523 Triliun, untuk Apa?

Tedros Adhanom mengarahkan untuk terus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan virus corona.(Foto: Ist)

Gempita.co – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 25 September 2020, mendesak masyarakat internasional membantu menutup kekurangan finansial sebesar US$ 35 miliar (Rp 523 triliun) untuk Akselerator Akses Peralatan Covid-19 (ACT-Accelerator), sebuah kolaborasi global yang dipimpin WHO guna pengembangan diagnosis, terapi, dan vaksin Covid-19.

“Kami tidak meminta sumbangan amal. Kami meminta investasi demi pemulihan global,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dia mengatakan, bahwa keuntungan ekonomi dari pemulihan perdagangan dan perjalanan internasional saja akan mengembalikan investasi ini dengan sangat cepat.

WHO mengakui jumlah dananya memang sangat besar.

“Namun dalam konteks melawan pandemi global dan mendukung pemulihan ekonomi global, ini cukup murah, karena nilainya kurang dari satu persen dari apa yang para pemerintah G20 telah komitmenkan untuk paket stimulus ekonomi domestik,” kata Tedros.

“Dari 35 miliar dolar AS tersebut, US$ 15 miliar diperlukan dengan segera untuk mendanai riset dan pengembangan, memperluas manufaktur, mengamankan pembelian, serta memperkuat sistem pengiriman, paparnya.

Dirjen WHO itu mengumumkan, para pemimpin dunia akan melangsungkan pertemuan secara virtual pada pekan depan di sela-sela acara tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB guna membahas upaya ACT-Accelerator serta meminta komitmen finansial untuk merealisasikan janjinya.

Dalam konferensi pers tersebut, Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, juga menegaskan kembali bahwa keberadaan WHO dan ACT-Accelerator menjadi contoh multilateralisme dalam berbagi pengetahuan serta tanggung jawab bersama demi melindungi kesehatan global.

Saat dunia berada di tengah pandemi Covid-19, negara-negara di seluruh dunia, termasuk Inggris, Cina, Rusia, dan Amerika Serikat, berlomba-lomba menemukan vaksin. Menurut situs web WHO, sampai dengan Jumat, tercatat 189 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, dan 40 di antaranya sedang menjalani uji coba klinis.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali