Medan, Gempita.co–Indonesia boleh bebas dari virus Corona yang banyak menewaskan banyak orang di dunia. Tapi nyatanya peternak di Sumatera Utara (Sumut) masih kesulitan memberantas virus Afrikan Swine Fever (ASF) yang menyerang hewan babi peliharaannya.
Meski sudah minta bantuan pemerintah pusat untuk mengendalikan virus ASF, namun masih banyak babi yang meregang nyawa diserang virus tersebut.
Menurut Sekda Provinsi Sumut, R Sabrina di Medan, Jumat (21/2/2020), ada sekitar 47.143 ekor babi tewas akibat virus ASF yang hingga kini telah menyebar ke 21 daerah dari 33 kabupaten/kota di Sumut. Serangan virus ini dimulai akhir September 2019 lalu.
Umumnya, penyebaran ASF karena kontak langsung dengan babi liar
atau babi lain yang terinfeksi. Selain itu konsumsi pakan yang terkontaminasi juga menjadi jalan penularan virus tersebut.
Seperti diketahui, babi yang terinfeksi ASF mengalami demam tinggi, depresi, anoreksia dan kehilangan nafsu makan, pendarahan pada kulit, sianosis, muntah, hingga diare. Lalu pada akhirnya hewan ini biasanya mati 6-20 hari kemudian.
Untuk mencegah virus agak tak menulari hewan babi piaraannya, para peternak biasanya melakukan sanitasi dan pembuangan karkas dan limbah yang benar.
Bahkan di Sumut babi yang mempunyai ciri-ciri diserang virus ASF langsung dibunuh agar tidak menular ke babi yang lainnya.
Penyebaran virus ASF ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Berdasarkan data, kasus babi terjangkit ASF ini terjadi juga di Eropa dan Amerika.