Ribuan Petani Tembakau Akan Berdemo ke Istana, Tolak Kenaikan Cukai Rokok

Jakarta, Gempita.co-Rencana pemerintah untuk menaikkan cukai tembakau tahun depan sebesar 18 persen tampaknya akan menghadapi penentangan keras dari para petani tembakau. Bahkan ribuan petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) dari berbagai daerah siap berunjuk rasa ke ke Istana Negara Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi.

Para petani tembakau yang tergabung dalam APTI itu akan menemui presiden untuk menyampaikan kekeberatan dan kekecewaannya terkait rencana kenaikan cukai rokok. Apalagi pada awal tahun 2020 ini pemerintah sudah menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen. Karena itu para petani tembakau berharap Presiden Jokowi membatalkan rencana kenaikan cukai rokok tersebut.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

”Ribuan anggota petani tembakau dari berbagai Kabupaten dan Kota di Jawa Barat siap berdemo di Jakarta dengan biaya sendiri. Kami bahkan siap menginap di Jakarta jika pemerintah tidak mau mendengar keluhan kami dengan tetap menaikan cukai rokok,” ujar Ketua APTI Jawa Barat Suryana seperti dikutip dari jpnn.com (grup indopos), Jumat (13/11/2020).

Ia menegaskan, pemerintah sudah sepantasnya berpihak kepada kepentingan nasional dan kepentingan petani tembakau dengan melindungi petani tembakau dan industri rokok nasional. Menurutnya, selama ini petani dan industri rokok nasional sudah memberikan sumbangan yang banyak bagi keuangan negara.

Hal senada disampaikan Ketua APTI NTB Sahminudin yang mengatakan setiap kenaikan satu persen cukai rokok menyebabkan 1,2 miliar batang rokok tidak laku terjual. Hal Itu berdampak pada berkurangnya pembelian tembakau oleh industri rokok ke petani tembakau. Ia menambahkan, akibat kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen pada 2019 lalu, ditambah pandemi COVID-19, dan krisis ekonomi mengakibatkan 60 miliar batang rokok tidak laku terjual.

”Jika pemerintah kembali menaikkan cukai rokok di tahun 2021 maka akan semakin banyak jumlah batangan rokok yang tidak terserap pasar. Itu berarti akan semakin banyak tembakau petani yang tidak bisa dibeli atau tidak terserap oleh produsen rokok. Petani cukai semakin menderita. Industri rokok juga. Nah, kalau industri rokok mengurangi jumlah produksinya, maka pendapatan negara dari cukai rokok juga akan jauh berkurang,” papar Saminudin.

Sedangkan Ketua APTI Jawa Tengah Nurtantio Wisnu Broto mengatakan para petani tembakau dari Temanggung, Magelang, Demak, Rembang, Boyolali, Purwodadi, dan sentra-sentra tembakau lainnya siap bertolak ke Jakarta. Begitu pula para petani tembakau dari Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, dan Lampung.

Menurutnya, aksi unjuk rasa para petani tembakau memang terpaksa dilakukan. Ia menambahkan, jika pemerintah tetap ngotot menaikkan cukai rokok akan berdampak buruk bagi perekonomian kelas menengah ke bawah. Ia pun berharap pemerintah tidak menaikkan cukai secara diam-diam dan mengabaikan petani tembakau.

”Desakan untuk melaksanakan aksi unjuk rasa sebenarnya pilihan berat bagi kami. Karena kami pada saat Pilpres kemarin kami pendukung setia Pak Presiden Jokowi. Buktinya hampir di seluruh wilayah sentra tembakau kita memperoleh kemenangan di atas 70 persen. Jadi kami akan berangkat ke Jakarta untuk menemui presiden agar bisa diajak musyawarah. Bagaimanapun petani tembakau memiliki hak untuk bersuara dan berpendapat,” pungkas Nurtatio.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali