Rocky Gerung Prediksi Risma Bakal Dipasang Jadi Gubernur DKI Jakarta

Pemkot Surabaya tengah berkejaran dengan waktu untuk segera dapat memutus rantai pandemi Covid-19/Foto: net

Jakarta, Gempita.co – Penunjukan Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara membuat sejumlah pihak menilai PDI Perjuangan (PDIP memiliki suatu agenda besar di baliknya.

Tak terkecuali pengamat politik Rocky Gerung. Akademisi ini mengatakan, PDIP barangkali sedang menyiapkan teater besar apabila dilihat dari terpilihnya Risma yang dulu sempat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Bacaan Lainnya

Hal diutarakan Rocky Gerung pada tayangan video YouTube pada kanal Rocky Gerung Official, Jumat 25 Desember 2020.

Hersubeno Arief selaku rekan diskusi Rocky Gerung awalnya bertanya apakah ada strategi besar dibalik penunjukan Risma sebagai Mensos.

Rocky Gerung menimpali dengan mengatakan PDIP sedang menyiapkan satu teater besar. Dia menyinggung pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2024 mendatang.

“Ya itu ada satu teater besar memang lagi disiapkan. Mungkin saja akomodasi dengan Prabowo tidak lagi prospektif, dengan kader lain juga tidak prospektif, maka tokoh daerah diminta kumpul di Monas,” ujar Rocky.

Rocky Gerung dalam kesempatan itu turut menyinggung Risma yang melakukan ‘lompat jabatan jauh’, dari semula menjadi Wali Kota Surabaya kini menjabat sebagai Mensos.

Melihat hal itu, Rocky Gerung menduga PDIP tidak memiliki kader lain yang dianggap mampu dan menguntungkan.

Video Rocky Gerung dalam kanal YouTube Pribadi

“Itu mungkin menandakan PIDP gak punya kader. Beliau (Risma) mungkin akan mendapat beban baru di bawah kepemimpinannya (menjadi Mensos). Saya percaya beliau akan banyak mengandalkan Stafsus,” kata Rocky.

“Tapi saya melihat ada kekurangan kader, tapi (Risma) juga bisa dikader PIDP karena pertimbangan macam-macam, Ibu Risma mungkin gitu, dipasang gubernur DKI Jakarta, lalu jadi Presiden 2024,” ujarnya menambahkan.

Saat ditanya apakah akan ada kemungkinan muncul persoalan, Rocky Gerung mengaitkan dengan Presiden Jokowi yang juga melakukan lompat jabatan cepat yakni Wali Kota Solo – Gubernur DKI Jakarta – Presiden Indonesia.

“Pasti akan ada persoalan karena ini lompatan politis bukan profesional. Memang orang akan bilang Presiden Jokowi bisa dari Walkot jadi Presiden, apa susahnnya Wali Kota jadi menteri. Tapi orang juga bisa bilang itu lah yang mengakibatkan amburadul kebijakan karena lompatnya kecepatan,” tandasnya.

Tri Rismaharini dilantik Presiden Jokowi pada Rabu 23 Desember menjadi Mensos menggantikan Juliari Batubara yang masih rekan satu partainya.

Melihat hal itu, penunjukkan Risma menurut Rocky Gerung tidak seharusnya dilakukan. Sebab, kata dia Kementerian Sosial kini harus diisi orang baru yang bisa membantu mengusut tuntas kasus korupsi Bansos Covid-19 itu.

“Seharusnya bersih total (Kemensos dari PDIP) karena masih ada sisa penyidikan yang melibatkan kantor Kemensos, supaya ada orang baru. Tetap secara ilmu etis, kalau yang mengganti dari wilayah politik yang sama, masih ada yang hendak disembunyikan,” ujarnya.

Rocky Gerung mengatakan, baiknya jabatan Mensos dipegang oleh para ahli yang memang paham soal kebijakan publik, tidak harus dari partai.

“Harusnya orang yang profesional (Mensos), orang-orang yang paham public policy, gak perlu dari partai. Ini apalagi bekas koruptor,” terangnya.

“Seharusnya PDIP bilang kami bertanggung jawab secara moral sehingga tidak mengirim calon. Soal-soal semacam itu dalam keadaan bencana masih cari keuntungan PDIP. Tentu presiden tidak mungkin manggagalkan jatah itu,” cetusnya.

Pos terkait