Gempita.co: Sengketa tanah yang melibatkan pengamat politik, Rocky Gerung, dengan PT Sentul City kini tengah menjadi sorotan publik, baik di dunia nyata maupun jagat maya.
Setelah beberapa hari berselisih, saling melayangkan somasi, Rocky Gerung pun akhirnya mempersilahkan Sentul City mengahancurkan rumahnya, namun dengan sebuah syarat.
Sosok filsuf yang kerap mengkritik rezim saat ini tersebut mengatakan bahwa Sentul City boleh menggusur rumahnya, tapi tidak dengan hunian dan lahan yang ditempati oleh 6.000 warga yang berada di bawah tempatnya.
“Ada 6000 orang yang nasibnya sama seperti saya. Terhadap mereka, seharusnya Sentul City memikirkan itu,” ujar Rocky Gerung dikutipĀ Isu BogorĀ dari kanal YouTube-nya, Selasa, 14 September 2021.
“Saya bahkan bisa tawarkan, silakan gusur rumah saya kalo Sentul City butuh itu, tapi jangan gusur kampung di bawah saya,” sambung dia.
Kemudian, Rocky Gerung pun menuturkan jika tidak hanya warga saja yang bakal kekurangan atau kehilangan rumah, melainkan tanaman dan hewan di sekitar juga dapat terganggu ekosistemnya.
“Mereka yang di bawah itu kekurangan rumah, dan tanaman yang digusur, tanaman singkong yang mereka jual sehari hari. Salak, kebun salak mereka itu digusur, pohon yang menjadi hak burung untuk bersarang,” tutur dia.
“Jadi Sentul City ini menggusur bukan sekedar bangunan fisik, tapi juga satu ekosistem yang digusur,” lanjutnya.
Rocky Gerung menegaskan bahwasanya ini bukan soal dirinya versus Sentul City, melainkan lingkungan hidup yang melawan perusahaan rakus.
“Jadi kita mesti lihat ini satu paket, yang kita ingin agar supaya negara paham ini bukan sekedar Rocky Gerung versus Sentul, tapi lingkungan hidup versus korporasi yang rakus,” tegasnya.