Gempita.co – Pernyataan kontraversial Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terhadap Iran, membuat renggang hubungan kedua negara.
Pernyataan Yoon memicu tanggapan kesal dari Kementerian Luar Negeri Iran, yang mengatakan sedang menyelidiki “pernyataan campur tangan” Yoon.
Korea Selatan dan Iran telah saling memanggil duta besar masing-masing untuk memberi dan meminta penjelasan, menyusul pertengkaran diplomatik yang dipicu oleh komentar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang menggambarkan Iran sebagai “musuh” Uni Emirat Arab (UEA) sewaktu lawatannya ke negara itu pada minggu ini.
Saat mengunjungi pasukan khusus Korea Selatan yang ditempatkan di UEA pada Senin (16/1), Yoon menggambarkan tuan rumah sebagai “negara saudara” Korea Selatan yang diikat oleh kerja sama ekonomi dan militer yang berkembang, dan kemudian membandingkan ancaman yang katanya dihadapi UEA dari Iran dengan ancaman yang dihadapi Korea Selatan dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.
“Keamanan negara saudara kita adalah keamanan kita,” kata Yoon. “Musuh UEA, negaranya yang paling mengancam, adalah Iran, dan musuh kita adalah Korea Utara.”
Sekitar 150 tentara Korea Selatan ditempatkan di UEA, terlibat dalam pelatihan pasukan khusus gabungan dan kegiatan militer gabungan lainnya. Pengerahan pasukan, yang dimulai pada 2011, itu berakar dari kesepakatan Korea Selatan dengan UEA untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara itu.