Gempita.co– Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menyambut baik gencatan senjata antara Hamas dan Israel dan mendesak semua pihak untuk mengamati gencatan senjata tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas sudah berlaku sejak Jumat, 21 Mei 2021 pukul 02.00 waktu Gaza.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir itu terjadi setelah 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Antonio Guterres mengimbau masyarakat internasional untuk bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam ‘mengembangkan paket dukungan yang terintegrasi yang kuat untuk rekonstruksi dan pemulihan yang cepat, berkelanjutan yang mendukung rakyat Palestina.
“Saya menekankan bahwa para pemimpin Israel dan Palestina memiliki tanggung jawab di luar pemulihan ketenangan untuk memulai dialog serius guna mengatasi akar penyebab konflik,” kata Guterres, dikutip dari Anadolu Agency.
Warga Palestina merayakan di jalan-jalan setelah gencatan senjata, di Jalur Gaza selatan pada Jumat, 21 Mei 2021/Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Dia bahkan menyebut Gaza yang dikuasai hamas merupakan bagian dari Palestina di masa depan.
“Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina di masa depan dan tidak ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata mengakhiri perpecahan,” katanya.
PBB akan bekerja dengan Israel dan Palestina serta mitra internasional- regional, termasuk melalui Kuartet Timur Tengah.
Kerja sama itu dilakukan kata Gutteres untuk kembali ke jalur negosiasi yang berarti mengakhiri pendudukan dan memungkinkan realisasi solusi dua-negara atas dasar garis tahun 1967, resolusi PBB, hukum internasional dan kesepakatan bersama.
Warga Gaza juga telah meluapkan kegembiraan mereka setelah adanya kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Kegembiraan warga Gaza diekspresikan dengan mobil-mobil memenuhi jalanan, membunyikan klakson dan mengibarkan bendera Palestina.
Sejak pertempuran yang dimulai pada 10 Mei 2021, terdapat 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak telah tewas dan lebih dari 1.900 terluka dalam serangan udara Israel dan pemboman artileri.
Sementara, pihak berwenang Israel menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 12 orang dan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang juga membuat kepanikan.
Gencatan senjata Israel-Hamas terjadi sehari setelah Presiden AS Joe Biden menyerukan “de-eskalasi yang signifikan” dan mengikuti tawaran mediasi oleh Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Joe Biden mengirimkan belasungkawa yang tulus kepada semua keluarga, Israel dan Palestina, yang telah kehilangan orang yang dicintai dalam pertempuran itu.