Jakarta, Gempita, Co-Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut dalam waktu dekat akan mencopot sejumlah menteri dan merekrut nama baru, yang berlatar belakang pengusaha dan politisi dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Saat memimpin rapat paripurna Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020 lalu, Presiden Jokowi secara terbuka mengungkapkan tekadnya untuk melakukan perombakan kabinet karena kinerja sejumlah menteri yang mengecewakan dan tidak tanggap mengatasi masalah krisis Covid-19.
“Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara.
Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle,” kata Presiden Jokowi.
Sejumlah nama yang kini berada di posisi ‘kursi panas’ di antaranya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Para menteri itu dinilai layak diganti karena kurang peka menghadapi isu pandemi Covid-19. Menaker Ida Fauziah dinilai kurang tanggap mengatasi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa pandemi ini. Sedangkan Menparekraf Wishnutama Kusubandio dinilai minim kerja sehingga sektor pariwisata mengalami penurunan tajam selama masa pandemi.
Tetap Dipertahankan
Di sisi lain, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, Presiden Jokowi akan mempertahankan sejumlah menteri dalam barisan Kabinet Indonesia Maju. Disebut-sebut menteri yang bertahan pada posisinya di antaranya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Bhima menyebutkan, meski berkinerja kurang baik, posisi Airlangga di kabinet tidak akan terusik karena kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, yang notabene termasuk salah satu partai pendukung pemerintah.
“Meski gagal mempercepat realisasi stimulus dunia usaha dan UMKM. Posisi Pak Airlangga tetap aman,” katanya.
Bima berharap Presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang dinilai kurang gigih menjaga pembiayaan utang secara lebih bijaksana.
“Rasio utang kita terus naik dan beban pembayaran bunga utang menggerus belanja,” katanya.
Senada dengan Bhima, Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto juga optimistis bahwa Presiden Jokowi akan mempertahankan posisi sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Adisatrya menyebut, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai Erick yang menjadi mitra DPR sebagai menteri berkinerja baik, khususnya dalam menjalankan tugasnya menahkodai proses restrukturisasi di Kementerian BUMN.
“Beri kesempatan kepada Pak Erick untuk menyelesaikan restrukturisasi BUMN. Masih banyak tugas yang harus diselesaikan Pak Erick di Kementerian BUMN,” ujar Adisatrya di Jakarta, pada Jumat (3/7/2020)
Menurut Adisatrya, Kementerian BUMN memerlukan seorang pemimpin yang tegas sehingga proses restrukturisasi di kementerian itu dapat berjalan lancar. Erick yang memiliki latar belakang pengusaha dinilai akan berhasil ‘membersihkan’ BUMN dari praktik-praktik yang merugikan negara.
Contohnya, keputusan Erick menempatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).