Sekitar 11.000 Orang di Yaman Hidup dengan HIV

Gempita.co – Hampir 11.000 orang di Yaman hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV), demikian laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Minggu, IOM membagikan cerita seorang pria Yaman yang mengetahui bahwa dia positif HIV.

Bacaan Lainnya

Organisasi itu mengatakan HIV bukan lagi hukuman mati jika obat yang tepat tersedia.

“Kemajuan dalam terapi antiretroviral (ART) berarti bahwa orang yang terinfeksi virus dapat hidup lebih lama, hidup lebih sehat. Faktanya, begitu viral load menjadi tidak terdeteksi pada seseorang sebagai akibat pengobatan, mereka tidak mungkin lagi menularkan virus kepada orang lain,” kata IOM.

Laporan tersebut juga membahas tempat ART, atau fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan perawatan dan obat-obatan untuk penderita HIV, termasuk saran pencegahan, diagnostik, kesadaran dan nutrisi, serta layanan kuratif dan konseling.

“Hingga 2007, penderita HIV tidak dapat menerima perawatan kesehatan yang layak, tetapi dengan situs ART dan perawatan kesehatan intensif yang disediakannya, pasien merasa lega dan aman. Jika penderita HIV meminum obatnya secara teratur, mereka dapat hidup normal,” kata Dr. Nasser Qassem Sami, kepala ART di Aden.

Namun, menurut laporan tersebut, di negara-negara dengan krisis akut, pengobatan dan perawatan kesehatan sulit didapat, begitu pula di Yaman, yang memasuki tahun ketujuh konflik dan krisis.

IOM mengatakan hanya 50 persen dari fasilitas kesehatan di Yaman yang berfungsi penuh dan persediaan medisnya juga sangat terbatas, sementara diperkirakan ada 11.000 penderita HIV yang berjuang untuk bertahan hidup di negara itu.

“Ketika konflik pecah di Yaman, sebagian besar perabot dan peralatan fasilitas ART rusak, mengakibatkan layanan hampir berhenti selama lebih dari tiga tahun,” ungkap laporan itu.

Menanggapi kebutuhan mendesak untuk memulihkan situs tersebut, OIOM mendukung Program Pengendalian AIDS Nasional (NACP) di Aden.

Melalui Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Proyek Tanggap Timur Tengah Malaria, IOM dapat membantu merehabilitasi fasilitas tersebut.

“Rehabilitasi termasuk menyediakan furnitur, AC dan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” katanya.

Yemen has been beset by violence and chaos since 2014, when Houthi rebels overran much of the country, including the capital Sana’a. The crisis escalated in 2015 when a Saudi-led coalition launched a devastating air campaign aimed at rolling back Houthi territorial gains.

Laporan tersebut menambahkan bahwa pada akhir tahun 2020, hampir 3.000 orang dengan HIV terdaftar di fasilitas ART di Provinsi Aden, Ta’iz, Hadramawt, Sana’a dan Al Hodeidah, sementara lebih dari 360, atau hampir 20 persen di antaranya, mendapat perawatan di fasilitas Aden.

Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah negara, termasuk ibu kota, Sanaa.

Konflik berkepanjangan itu telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana hampir 80 persen atau sekitar 30 juta rakyat Yaman membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, sedangkan lebih dari 13 juta orang menderita kelaparan.

Sumber: anadolu agency

Pos terkait