Selamatkan Pengungsi Rohingya, UNHCR Apresiasi Warga Aceh

Puluhan pengungsi etnis Rohingya diselamatkan nelayan di perairan Aceh Utara. Foto/Instagram actforhumanity. Foto/instagram actforhumanity

Jakarta, Gempita.co –  Aksi penyelamatan yang dilakukan warga Provinsi Aceh terhadap lebih dari 290 pengungsi etnis Rohingya setelah mereka terombang-ambing di lautan selama tujuh bulan, disambut baik Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (8/9/2020).

“UNHCR, badan PBB untuk pengungsi, menyambut baik upaya penyelamatan hampir 300 orang pengungsi Rohingya di pesisir utara Aceh, Indonesia, dini hari kemarin (7/9/2020). Ratusan pengungsi ini telah berjuang untuk bertahan hidup di lautan dengan kondisi yang buruk selama tujuh bulan,” kata Juru Bicara UNHCR, Babar Baloch, saat jumpa pers di Jenewa, sebagaimana disiarkan di laman resmi PBB.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Data Organisasi Migrasi Internasional (IOM), ada 296 pengungsi yang berlabuh di Pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, sekitar pukul 01:00 WIB, Senin.

IOM meyakini ratusan pengungsi itu satu kelompok dengan 94 warga etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan di Pantai Lancok, Kabupaten Aceh Utara pada 24 Juni 2020.

“Para pengungsi kemungkinan berasal dari satu kapal induk yang membawa 500 penumpang yang berlayar menuju Malaysia tujuh bulan lalu. Satu perahu lainnya, yang membawa 269 warga etnis Rohingya, telah berlabuh di Langkawi, Malaysia, pada 8 Juni,” terang Juru Bicara IOM, Paul Dillon, dalam sesi jumpa pers yang sama.

Menurut kesaksian seorang penyintas yang berusia 20 tahun, ratusan pengungsi itu berasal dari kamp di Cox’s Bazaar, Bangladesh, dan mereka telah berganti-ganti kapal sejak pertama kali berlayar tujuh bulan lalu, terang Baloch.

Sebelum berlabuh di Aceh, ratusan pengungsi itu sempat terjebak di Laut Andaman dan ujung Selat Malaka selama berbulan-bulan. “Saat terjebak di perairan itu, mereka mengaku mendapat kiriman makanan, air, dan kebutuhan pokok lainnya. Sulit dibayangkan, tak ada yang menyadari keberadaan mereka di sana selama tujuh bulan,” ujar Dillon.
Menurut kesaksian beberapa penyintas, sekitar 30 pengungsi, di antaranya termasuk anak-anak, tewas selama terjebak di atas laut dan laporan beberapa media menyebut jasad mereka telah dilarung ke laut, sebut Baloch.

Sejauh ini, UNHCR belum dapat memastikan jumlah orang yang membutuhkan perawatan medis, tambah dia. Walaupun demikian, UNHCR telah menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi ratusan pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Selasa, kata Baloch.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali