Amerika, Gempita.co-Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan secara resmi ditahan dan diadili pada Selasa (4/4). Trump akan mencetak sejarah sebagai mantan penghuni Gedung Putih pertama yang akan menghadapi tuntutan pidana.
Dewan juri pengadilan di New York pada Kamis (30/3) memutuskan untuk mendakwa Trump atas tuduhan penberian uang suap kepada bintang porno, Stormy Daniels, terkait kampanye presiden 2016.
Dakwaan yang akan diajukan kepada Trump tetap dirahasiakan, dan tidak jelas kejahatan apa atau jumlah tuduhan pidana yang akan dijatuhkan kepada Trump. Stasiun televisi CNN melaporkan mantan presiden itu didakwa dengan lebih dari 30 perkara. VOA tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Kejaksaan Distrik Manhattan Alvin Bragg mengatakan telah menghubungi pengacara Trump “untuk mengoordinasikan penyerahan Trump ke Kantor Kejaksaan Manhattan atas dakwaan Mahkamah Agung.”
B
Untuk menyerahkan diri, Trump, yang tinggal di Florida, harus terbang ke New York bersama dengan anggota Paspampres atau Secret Service.
Setelah ditahan, Trump akan diambil sidik jarinya dan difoto sebelum dihadirkan ke hadapan hakim. Trump akan dibebaskan tanpa membayar jaminan, tapi harus memberikan komitmen secara tertulis bahwa dia akan hadir dalam persidangan kapan pun diperlukan.
Beberapa media pemberitaan, mengutip sumber tanpa nama, mengatakan Trump berencana untuk terbang ke New York pada Senin (3/4) dan bermalam di Trump Tower sebelum hadir di pengadilan pada Selasa (4/4).
Pada Jumat (31/3), pejabat dari Dinas Rahasia dan Departemen Kepolisian New York mengunjungi gedung pengadilan tempat Trump akan diadili dan mendiskusikan rencana keamanan.
Seorang pendukung mantan Presiden AS Donald Trump memegang bendera pro-penegakan hukum sehari setelah dia didakwa oleh dewan juri Manhattan menyusul penyelidikan atas uang tutup mulut yang dibayarkan kepada bintang porno Stormy Daniels, di Palm Beach, Florida. (Foto: Reuters)
Susan Necheles, seorang pengacara Trump, mengatakan kepada Reuters bahwa mantan presiden itu akan mengaku tidak bersalah.
“Saya tidak takut dengan apa yang akan terjadi,” kata Trump dalam email penggalangan dana pada Jumat (31/3).
Tim kampanye Trump menggunakan dakwaan tersebut sebagai upaya untuk menggalang dana, dan mengatakan berhasil meraup lebih dari $4 juta dalam 24 jam pertama setelah dakwaan terhadap suami Melania itu diumumkan.
Di platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengkritik hakim yang diperkirakan akan mengawal kasusnya, Hakim Juan Merchan. Dia menulis pada Jumat (31/3) bahwa hakim “MEMBENCI SAYA” dan memperlakukan Organisasi Trump “DENGAN KEJAM” selama persidangan pada tahun lalu ketika perusahaan tersebut dihukum karena kasus penipuan pajak.
Trump pada pernyataan yang disebarkan pada Kamis (30/3), membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut. Ia menyebut dakwaan itu sebagai bagian dari perburuan penyihir yang dipimpin Partai Demokrat untuk menghancurkan gerakan “Make America Great Again”-nya.
“Ini adalah persekusi politik dan Intervensi pemilu pada level tertinggi dalam sejarah,” tulis mantan presiden itu. “Demokrat telah berbohong, menipu, dan mencuri terkait obsesi mereka untuk mencoba ‘Mendapatkan Trump,’ tetapi sekarang mereka melakukan hal yang tidak terpikirkan, mendakwa orang yang sama sekali tidak bersalah dalam tindakan campur tangan pemilu yang terang-terangan.”
Alih-alih menyebut dakwaannya merugikan rencana pencalonannya sebagai presiden AS, Trump justru mengatakan dakwaan itu “akan menjadi bumerang besar-besaran bagi (Presiden) Joe Biden.”
Pekan lalu, Trump memperingatkan di platform media sosialnya tentang “potensi kematian dan kehancuran” jika dia didakwa. Beberapa kritikus mengganggap unggahan Trump tersebut sebagai hasutan untuk melakukan kekerasan.
Dakwaan tersebut, meskipun telah diprediksi sebelumnya, ternyata menimbulnya komentar pro dan kontra di sekitar Washington.
“Keterlaluan,” cuit anggota Kongres dari Partai Republik dan loyalis setia Trump, Jim Jordan.
Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy, menuduh Bragg mempersenjatai sistem peradilan dalam melawan Trump, bersumpah bahwa DPR akan meminta pertanggungjawaban jaksa dan “penyalahgunaan kekuasaannya yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Anggota Partai Republik lainnya yang tidak terlalu dekat dengan Trump juga memandang penuntutan itu bermotivasi politik.
Di sisi lain, reaksi dari Demokrat, sesuai perkiraan, mendukung proses hukum terhadap Trump.
Dalam sebuah pernyataan, mantan ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi, menulis bahwa dewan juri “telah bertindak berdasarkan fakta dan hukum.”
“Tidak ada yang kebal hukum, dan setiap orang berhak diadili untuk membuktikan tidak bersalah,” tulisnya. “Mudah-mudahan, mantan presiden akan menghormati sistem secara damai, yang memberinya hak itu.”
Dakwaan tersebut merupakan buntut dari penyelidikan federal atas pembayaran uang tutup mulut oleh pengacara Trump saat itu, Michael Cohen, kepada bintang porno Stormy Daniels pada hari-hari terakhir kampanye presiden 2016.

Pembayaran rahasia terungkap pada awal 2018. Cohen bersaksi pada Agustus 2018 bahwa atas arahan Trump, dia membayar Daniels $130.000 untuk membuat dia bungkam tentang dugaan pertemuan seksual dengan maestro real estat yang menjadi calon dari Partai Republik. Organisasi Trump kemudian memecat Cohen sebagai pengacaranya.
Meskipun membayar uang tutup mulut merupakan legal, jaksa federal menuduh bahwa mengklasifikasikan pembayaran sebagai biaya “sah” melanggar undang-undang keuangan kampanye federal.
Sementara isi dakwaan tetap tertutup, para ahli hukum mengatakan tuduhan terhadap Trump kemungkinan besar berpusat pada undang-undang catatan bisnis palsu New York.
Menurut hukum yang berlaku, memalsukan catatan bisnis biasanya merupakan pelanggaran ringan. Ketika dilakukan dengan maksud untuk melakukan atau menyembunyikan kejahatan kedua, kasus itu akan naik ke tingkat kejahatan yang dapat dihukum hingga empat tahun penjara.
Masih belum jelas apakah Trump akan didakwa untuk pelanggaran tambahan.
Meski jaksa biasanya mengajukan dakwaan terhadap terdakwa jika mereka yakin bisa mendapatkan vonis hukuman, tidak bisa dipastikan bahwa Trump akan dijatuhi vonis hukuman, menurut pakar hukum.
Trump mengakui memberi uang kepada Cohen untuk mengganti pembayaran uang tutup mulut. Namun ia menegaskan hal itu “tidak ada hubungannya dengan kampanye.”
Pengacara Trump yang baru justru menyalahkan Cohen dan mengatakan ia adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemberian uang suap kepada Daniels.
“Pembayaran dilakukan ke pengacara, bukan ke Stormy Daniels,” kata Joseph Tacopina, salah satu pengacara Trump, di MSNBC baru-baru ini. “Pembayaran dilakukan kepada pengacara Donald Trump, yang akan dianggap sebagai biaya hukum,” katanya.
Cohen adalah “pengacaranya pada saat itu dan menasihatinya bahwa ini adalah cara yang tepat untuk melakukan ini, untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari rasa malu. Sesederhana itu,” kata Tacopina.
Sumber: Voa Indonesia