Jakarta, Gempita.co – Sepinya wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, membuat Bali harus merugi sebesar Rp9 Triliun per bulan.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, saat konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (7/10/2020) kemarin.
“Kunjungan wisman turun hingga 99%, dan Bali merugi Rp9 triliun per bulannya,” ujar Luhut.
Luhut mengatakan, dampak yang ditimbulkan dari anjloknya sektor wisata adalah turunnya aktivitas ekonomi di Pulau Dewata.
Ia pun merinci, pada Kuartal I/2020 ekonomi di Bali minus 1,14% dan terus merosot hingga Kuartal II/2020 lebih parah yakni minus 10%.
“Dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata, pemerintah meluncurkan program PEN padat karya restorasi terumbu karang di Bali. Kita berharap melalui program tersebut ekonomi dapat terus bergerak khususnya bagi pelaku UMKM,” jelas Luhut.
“Program PEN ini menjadi respons atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi dan khususnya sektor informal dan UMKM. Salah satu targetnya adalah Provinsi Bali yang bergantung pariwisata,” tandas Luhut.
Ia jugw melaporkan program PEN dengan anggaran Rp111,23 miliar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk terumbu karang akan dimulai dari perairan Nusa Dua, lalu daerah Sanur, Serangan dan seterusnya dengan luas 50 hektar.
“Potensi serapan kerjanya adalah sekitar 11.300 orang dari berbagai level dan kalangan,” katanya.
“Saya lapor ke Presiden Jokowi tahun depan kalau bisa sampai lanjut ke beberapa ratus hektar. Sekaligus menunjukkan seriusnya pemerintah memperbaiki ekosistem laut. Jadi perbaikan ekonomi dan pemulihan ekosistem bisa berjalan seiring,” tambah Luhut.