Shin Tae-yong, Pelatih Korsel Ubah Gaya Main Indonesia Mirip Timnas Negeri Ginseng

Jakarta, Gempita.co – Shin Tae-yong terus menjadi pusat perhatian pencinta sepak bola nasional semenjak pertama kali datang ke Indonesia. Wajar saja, latar belakangnya sebagai pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 membuat banyak pihak penasaran akan kualitasnya.

Pembuktian awal pelatih asal Negeri Ginseng ini, akan kapabilitasnya terjadi kala melatih Timnas Indonesia U-19. Melakoni pemusatan latihan sekaligus uji coba di Kroasia, Shin mereformasi penampilan skuat ‘Garuda Muda’.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Mengusung formasi ‘baru’ 4-4-4, Shin juga terus menggenjot stamina para pemain. Meski kalah di dua laga awal melawan Bulgaria (0-3) dan Kroasia (1-7), grafik penampilan Timnas U-19 menunjukkan peningkatan kala menahan imbang Arab Saudi (3-3) dan menang atas Qatar (2-1).

Meski demikian, di luar kemampuan teknisnya sebagai pelatih, Shin juga dikenal memiliki integritas tinggi. Selain terkenal karena kedisiplinannya, ia juga dikenal sebagai pribadi yang tegas.

Sebelum bertolak ke Kroasia, Shin sempat melontarkan ancaman kepada para pemain. Ia mengaku tak segan mencoret mereka jika ketahuan tak serius berlatih.

Bukan karena soal kedisiplinan semata, hal itu dilakukan karena Shin menyadari skuatnya selama ini dipersiapkan melalui dana dari pemerintah.

“Bisa dipulangkan beberapa pemain kalau pemain tersebut tidak bisa mengikuti latihan dengan baik. Jadi, pemain bisa ke Eropa karena ada biaya pajak dari masyarakat Indonesia. Jadi, dia harus merasa bertanggung jawab dan jika sikap terhadap latihan tidak baik, pasti akan dipulangkan,” ujar Shin.

Pemusatan latihan Timnas U-19 di Kroasia merupakan rangkaian dari persiapan menuju Piala Dunia U-20 2021. Karena itu, segala dana yang dipakai berasal dari uang pemerintah yang digelontorkan sebesar Rp 50,6 miliar untuk PSSI.

Shin menyadari betul hal itu. Komentarnya pun akhirnya banyak mendapat apresiasi dari masyarakat, terlebih sosoknya yang merupakan pelatih asing.

Coret Pemain karena Telat Latihan

Ancaman Shin nyatanya bukan pepesan kosong. Ia benar-benar mencoret dua pemain Timnas U-19 karena terlambat datang ke tempat latihan selama 10 menit.

Dua pemain yang dicoret adalah Serdy Ephy Fano Boky dan Ahmad Afhridzal. Padahal, visa keduanya sudah keluar dan tinggal berangkat bersama rombongan.

Namun, Shin tak peduli dengan hal itu. Serdy dan Ahmad dicoret pada detik-detik akhir menjelang keberangkatan ke Kroasia. Hal itu tentunya menjadi shock therapy bagi pemain lainnya bahwa sang pelatih tak pernah kompromi soal kedisiplinan.

Langkah Shin tersebut sejatinya menimbulkan risiko ketika Timnas U-19 menjalani uji coba di Kroasia. Pasalnya, kedua pemain tersebut berposisi sebagai penyerang.

Dengan mengusung dua striker di depan, stok penyerang pun berkurang. Alhasil, Shin mencoba Braif Fatari, yang berposisi asli sebagai gelandang, menjadi penyerang dadakan. Hasilnya, Braif mencetak gol penyama kedudukan saat melawan Arab Saudi.

Tak Masukkan Anak ke Timnas Korsel demi Hindari Nepotisme

Selama masa kepelatihannya, Shin pernah berada dalam kondisi dilematis ketika menangani Korsel U-20. Ketika itu, Taeguk Warriors Muda tampil di Piala Dunia U-20 2017.

Saat itu, Shin Tae-yong meminta maaf pada sang anak, Shin Jae-won, lantaran harus menyuruhnya berkorban untuk tidak masuk ke dalam timnya. Hal itu dilakukan demi menghindari potensi nepotisme. Padahal, Jae-won sangat pantas memperkuat Korsel U-20.

“Di hari ketika ayah ditunjuk menjadi pelatih timnas U-20, dia makan malam bersama keluarga. Di satu kesempatan, ayah bilang kepada saya, ‘Jae-won, orang tua akan selalu siap berkorban [untuk anak], tapi kali ini kamu yang harus berkorban. Maaf, saya tidak akan memasukkan kamu ke dalam tim,” ujar Jae-won menirukan perkataan ayahnya seperti dikutip dari laman media asal Korea Selatan, Sports-G.

“Mungkin jika saya masuk ke dalam tim U-20, akan banyak orang yang mencaci maki. Ayah menyadari, jika dia memasukkan saya ke dalam tim, bukan hanya saya yang tersakiti, tapi dia juga. Tentu saja saya punya keinginan main di Piala Dunia, tapi ketika ayah ditunjuk sebagai pelatih, harapan itu sirna,” ungkapnya.

Kendati demikian, keputusan sang ayah nyatanya tak membuat karier Jae-won mandek. Saat ini, pemain 22 tahun itu merumput bersama salah satu klub besar di Korsel, FC Seoul.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali