Sikapi Perbedaan Politik, Fuidy Luckman Ingat Pesan Gus Dur

Dok.Gempita.co

Jakarta, Gempita.co – Semua yang mengaku mencintai Indonesia harus dapat membuktikan melalui sikapnya dalam menyikapi perbedaan, termasuk pilihan politik. Jangan hanya karena berbeda pandangan politik lantas melupakan semangat persatuan dan kesatuan.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Kehormatan Perhimpunan Tionghoa Kalbar Indonesia (PTKI), Fuidy Luckman, menyikapi dinamika menjelang Pemilu 2024.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Saya teringat pesan Gus Dur, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. Tepat sekali apa yang disampaikan oleh Gus Dur, Guru Bangsa yang luar biasa. Pernyataan tersebut sangat relevan dengan kondisi setiap menjelang pesta demokrasi lima tahunan,” kata Fuidy Luckman, Rabu (22/2/2023).

Menurutnya, meski tidak berlaku kepada semua politisi, namun kontestasi politik kerap mengabaikan kemanusiaan demi ambisi kekuasaan.

“Kekuasaan yang diperoleh dengan cara mengabaikan kemanusiaan tidak akan memiliki kepekaan terhadap kemanusiaan. Dengan kata lain politik tanpa kemanusiaan akan melahirkan kekuasaan yang tidak peduli bahkan dapat menindas kemanusiaan. Luar biasa memang penyataan Gus Dur,” tutur Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Tionghoa Indonesia (INTI) itu.

Fuidy menyebut Gus Dur tidak sekadar memberikan pernyataan, tetapi juga memperjuangkan secara nyata. Banyak tindakan dan kebijakan Gus Dur yang lebih membela rakyat daripada membela kekuasaan. Misalnya sebelum dan setelah menjabat Presiden, Gus Dur aktif dalam gerakan sosial membela kaum tertindas, terutama kelompok minoritas.

“Spirit Gus Dur itu bukan hanya untuk kita kenang, tapi jadikan acuan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memperlakukan sesama tanpa melihat perbedaan. Perbedaan politik bukan alasan kita saling bermusuhan, kita telah dipersatukan oleh Pancasila dalam rumah Bhinneka Tunggal Ika untuk bersama-sama membangun NKRI,” ujarnya.

Ia berharap dengan pemahaman yang sama, akan meminimalisir kemungkinan terjadinya friksi antar-komponen bangsa yang mengarah ke disintegrasi bangsa.

“Dalam konteks ini, pemikiran tokoh bangsa Gus Dur yang inklusif, pluralistik, multikulturalistik, dan demokratis sangat relevan,” katanya.(vc)

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali