Yogyakarta, Gempita.co — Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menginformasikan adanya sirkulasi siklonik yang pekan ini bergerak dari utara Australia, menuju selatan Nusa Tenggara, dan mencapai Yogyakarta pada Kamis (25/2).
“Sampai selatan DIY diprediksi tanggal 25. Jaraknya sekian ratus kilometer di selatan, tetapi efek dari sirkulasi in berdampak ke wilayah pesisir, mengakibatkan gelombang tinggi, juga angin kencang dan curah hujan yang tinggi,” kata Dwikorita saat pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X, pekan Ini.
Dwikorita menyebut apa yang bergerak saat ini bukan badai siklon, tetapi hanya semacam bibit yang diharapkan tidak berkembang menjadi badai. Peringatan ini disampaikan, agar nelayan di laut selatan mewaspadai angin kencang serta gelombang tinggi.
Kepala BKMG juga menepis kemungkinan, cuaca ekstrem akhir pekan ini akan mendatangkan banjir seperti di Jakarta pekan lalu.
“Tanahnya beda. Pasir itu lebih cepat meresapkan air, jadi membuat sumur resapan di kawasan DIY ini terutama di lahan yang datar, itu sangat efektif. Tetapi kalau di Jakarta itu tanahnya lempung, meresapnya lama,” kata Dwikorita.
Faktor kedua adalah tata guna lahan yang berbeda antara dua wilayah, dan ketiga terkait intensitas hujan yang memang ekstrem di Jakarta.
Prediksi dan Mitigasi
Paparan Kepala BMKG membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan cukup untuk memprediksi cuara ekstrem yang akan datang.
Namun, banyak faktor menentukan apakah cuaca ekstrem itu akan mendatangkan bencana atau tidak.
Sumber: VoA