Siti Fadilah Supari: Jangan Beli Vaksin Corona Buatan Bill Gates

Mantan Menkes Siti Fadilah Supari/Antara

Jakarta, Gempita.co – Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari saat ini masih berada di balik jeruji penjara. Meski demikian, wanita ini terus memantau perkembangan wabah virus corona (Covid-19).

Belum lama ini, ia memberikan warning kepada pemerintah Indonesia terkait vaksin corona yang sedang dikembangkan Bill Gates.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Vaksin corona tersebut diberi nama INO-4800, di mana pengembangannya disokong Bill and Melinda Gates dan Foundation Coalition for Epidemic Preparedness Innovations.

Sebelum diproduksi massal, vaksin yang telah direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) itu, bakal diuji coba klinis ke 40 relawan yang telah diseleksi.

Demi mencapai obsesinya, kata Siti Fadilah, Bill Gates bahkan telah menjalin hubungan dengan negara-negara seluruh dunia termasuk Indonesia agar vaksinnya menjadi program resmi pemerintah.

“Untuk menghadapi wabah Corona di Indonesia, sebaiknya pemerintah tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates,” kata Siti Fadilah Supari dalam keterangannya, Senin (20/4/2020).

Siti beralasan, yang menjadi perhatiannya adalah kapan Bill Gates mulai membuat vaksin. Sebab pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tak sebentar.

“Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin corona sekarang, kapan dia punya seed virus-nya? Apa sebelum pandemik Corona? Apalagi pada tahun 2015 dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020,” ujarnya mempertanyakan.

“Kita wajib waspada karena Bill Gates mempunyai proyek ambisius yaitu depopulasi, demi mengatur populasi sedunia,” sambung Siti.

Bukan cuma dua alasan di atas yang menjadi dasar Siti Fadilah Supari untuk memperingatkan Pemerintah Indonesia agar tak menggunakan vaksin corona buatan Bill Gates.

Alasan lain yang tak kalah penting adalah, sebutnya, kemungkinan dipasangnya microchip oleh Bill Gates pada vaksin tersebut.

“Konon digunakan untuk memantau orang yang diberi vaksin tersebut. Sedangkan kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang. Apa betul microchip itu hanya untuk tanda seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali,” katanya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali