Soal Polemik Panahan, Menpora: Tunggu Laporan KONI Pusat

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali - Foto: Ist

Jakarta, Gempita.co – Polemik pencoretan tiga atlet elit panahan pelatnas Olimpiade menemui titik terang. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengaku sudah meminta Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman untuk menyelesaikan polemik yang terjadi pada salah satu cabang olahraga andalan Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2021.

“Kemenpora tidak boleh terlalu dalam mencampuri permasalahan yang terjadi pada induk-induk organisasi (PB/PP). Makanya, saya meminta pak Marciano untuk menyelesaikan polemik yang terjadi pada pelatnas panahan Olimpiade. Dan, pak Marciano juga telah berjanji akan segera bertemu dengan bu Illiza Sa’aduddin selaku Ketua Umum PB Perpani. Kita tunggul saja hasil pertemuannya,” kata Zainuin Amali saat menerima panitia Road Race Team Championships dan Motorcross Team Championships 2020 di Gedung Kemenpora Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Meski menunggu penyelesaian KONI Pusat, kata Zainudin Amali, pihak Kemenpora punya keterikatan dengan induk-induk organisasi (PB/PP) dalam upaya meningkatkan prestasi atletnya pada Olimpiade Tokyo 2021. “Yang pasti, Kemenpora dan PB/PP punya keterikatan dalam komitmen memajukan prestasi olahraga,” tegasnya.

Seperti diketahui PB Perpani tidak memilih Denny Trisjanto dengan alasan mantan pelatih Tim Panahan Olimpiade Rio de Janeiro  2016 berada di peringkat kelima. Bahkan, PB Perpani mencoret tiga atlet elit nasional asal Jawa Timur yakni Riau Ega Agata Salsabila, Diananda Choirunisa dan Asiefa Nur Haensa yang ingin mempertahankan Denny Trisjanto dan disiebut indisipliner karena tidak memenuhi panggilan.

Riau Ega dan Diananda merupakan atlet terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini, Berkat sentuhan Denny Trisjanjo juga mereka  bisa memastikan Indonesia mendapatkan tiket tiga tiket ke Olimpiade Tokyo 2021 setelah meraih prestasi pada Asian Games Jakarta 2018.  Riau Ega yang akrab dipanggil Sinchan meraih medali perunggu nomor recurve putra dan Diananda Choirunisa yang panggilan akrabnya Anis mendapatkan perak nomor recurve putri.

“Pelatnas Panahan Olimpiade Tokyo 2021 itu terbentuk berdasarkan prestasi keduanya. Begitu juga Kemenpora mengeluarkan anggaran dana pelatnas karena ada tiket yang telah diperoleh,” jelas Yusup Suparman yang sering menjadi saksi ahli pada kasus pengaturan skor sepakbola yang disidangkan di beberapa Pengadilan Negeri.

Jika berpatokan pada aturan organisasi panahan internasional (FITA), kata Yusuf, PB Perpani selaku induk organisasi punya wewenang untuk menggantikan posisi keduanya karena tiket yang diperoleh Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2021 bukan berdasarkan nama atlet tetapi nomor yang berhasil lolos. Namun, jelasnya, PB Perpani juga perlu memikirkan ketentuan PPON Kemenpora  dimana atlet terbaik yang menjadi wakil Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2021

“Ini event bergengsi dunia dimana Kemenpora menginginkan adanya perolehan medali bagi Kontingen Indonesia. Yang pasti, peluang itu hanya bisa diperoleh jika atlet terbaik yang ditampilkan,” tegasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali