Tegang Lagi ! Australia Tersinggung China Sebar Foto Tentaranya Menganiaya

Jakarta, Gempita.co – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian merilis foto tentara Australia menganiaya warga sipil di Afghanistan memicu ketegangan antara Beijing dan Canberra.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut gambar itu “menjijikkan dan sangat ofensif” dan meminta Beijing untuk meminta maaf kepada Canberra.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Namun sementara itu, pejabat Beijing telah mendukung tindakan diplomat Cina tersebut dan bersikeras agar pejabat Canberra meminta maaf dan memberikan hukuman bagi tentara yang telah melakukan kejahatan perang di Afghanistan.

Mengenai penyebab ketegangan dalam hubungan Cina-Australia ada poin penting yang dapat disinggung. Para ahli memiliki dua pandangan berbeda tentang penyebab ketegangan dalam hubungan Cina-Australia.

Menurut beberapa ahli, perselisihan baru-baru ini antara Cina dan Australia disebabkan oleh dukungan Canberra terhadap kebijakan agresif Presiden AS Donald Trump di Asia Timur.

Menurut para ahli ini, karena ketegangan dalam hubungan politik antara Cina dan Australia, insiden baru-baru ini telah memperburuk situasi dan Beijing telah mengambil kesempatan untuk membalas setelah Canberra bergabung dengan sanksi AS terhadap Cina.

Namun berbeda dengan pandangan ini, beberapa pengamat politik percaya bahwa militer Australia telah melakukan kejahatan perang di Afghanistan selama 14 tahun terakhir, dan bahwa publikasi foto kontroversial mereka oleh pejabat Cina adalah bagian dari kenyataan kondisi yang menguasai negara ini, di mana sejauh ini mereka yang mengaku sebagai aktivis pembela hak asasi manusia, ternyata hanya diam menyaksikan kenyataan ini.

Yang pasti adalah, rilis foto tentara Australia oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, yang menunjukkan penganiayaan mereka terhadap warga sipil di Afghanistan, terjadi di tengah laporan rahasia yang diterbitkan sebelumnya yang menunjukkan kejahatan pasukan khusus militer Australia antara tahun 2001 dan 2015.

Sungguh memilukan di Afghanistan bahwa, menurut Daily Mail, kejahatan ini, yang telah ditutup-tutupi selama bertahun-tahun, sebanding dengan perilaku tentara AS terhadap para tahanan di penjara Abu Ghraib Irak.

Dalam laporan ini disebutkan, warga sipil tak bersenjata di Afghanistan dibunuh oleh tentara Australia dengan senjata api. Tentara Australia juga berusaha untuk menunjukkan kejahatan perang mereka sebagai hal biasa dan mereka “bersaing satu sama lain dalam membunuh dan haus akan pertumpahan darah” serta memperlakukan tahanan “dengan tidak manusiawi”.

Pernyataan itu disampaikan ketika Kementerian Pertahanan Australia mengeluarkan tanggapan terlambat kepada 13 anggota pasukan khusus Australia yang telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil selama tahun-tahun di Afghanistan dengan mengeluarkan surat pemberhentian kepada mereka.

Secara keseluruhan, hubungan Cina-Australia telah tegang dalam beberapa tahun terakhir karena keselarasan Canberra dengan kebijakan Washington di kawasan tersebut, yang pada kenyataannya berakar pada persaingan geopolitik AS-Cina.

Sumber: parstoday

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali