Sukoharjo, Gempita.co – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) bersama Komisi VI DPR RI terus membangun sinergitas. Sinergi kali ini berupa kegiatan temu bisnis usaha mikro, dalam rangka pemberdayaan usaha mikro pedagang pasar di Kabupaten Sukoharjo.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, yang dalam hal ini di wakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok, Sutarmo, mengapresiasi Komisi VI DPR RI dalam membantu mensukseskan berbagai program dan kegiatan Kemenkop UKM.
Sutarmo menjelaskan, aktivitas dan kolaborasi berbagai pihak mutlak dilakukan. UMKM memegang peran penting dalam memulihkan ekonomi nasional, khususnya di era digital.
“Pengembangan pelaku usaha mikro melalui digitalisasi usaha, dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan penjualan produk ditengah pandemi Covid-19, seperti sekarang ini,” kata Sutarmo dalam acara Temu Bisnis Usaha Mikro Pedagang Pasar. Sukoharjo, Jumat, (15/10).
Sutarmo menuturkan, pihaknya terus mendorong UMKM agar dapat naik kelas. Yaitu dengan cara, pemberian literasi digital; mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi; mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk; dan membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM.
Lebih jauh, Sutarmo menjelaskan, Kementerian Koperasi dan UKM telah bekerjasama dengan berbagai marketplace salah satunya Tokopedia, hal ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan usaha dan bahkan mengembangkan usaha.
“Melalui MoU yang sudah dilaksanakan dengan Tokopedia, pelaku usaha mikro khusunya pedagang pasar di Sukoharjo, diharapkan dapat di berikan pendampingan untuk terhubung kedalam ekosistem digital,” ungkap Sutarmo.
Sutarmo berharap, melalui agenda Temu Bisnis Pedagang Pasar Kabupaten Sukoharjo, dapat meningkatkan kapasitas dan juga penjualan baik secara online maupun offline sehingga usaha mikro dapat masuk dalam rantai pasok.
Diwaktu yang sama Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menambahkan, disrupsi yang dihadirkan pandemi merubah cara pandang perilaku masyarakat, khususnya para pedagang tradisional dan juga pembeli.
“Cara pandang dari pedagang harus dirubah, di era new normal dengan pola hidup yang lebih sehat. Ada perubahan perilaku konsumen yang menginginkan barang yang murah dan sehat, dengan tempat yang bersih. Oleh karenanya, para pedagang harus mengubah pola pikir agar menjaga kebersihan pasar dan menjaga barang jualan untuk tetap higienis,” ungkap Aria Bima.
Aria menambahkan, di era digitalisasi konsumen lebih nyaman dalam berbelanja melalui platfrom digital.
Menurutnya, walaupun di pasar tradisional, literasi digital para pedagang harus ditingkatkan. Ini menjadi penting, dikarenakan perubahan perilaku konsumen, saat ini merasa lebih nyaman untuk berbelanja secara digital dalam mengakses barang yang ingin dimiliki.
“Kementerian Koperasi dan UKM tepat mengadakan sosialisasi kegiatan seperti ini, dengan menggandeng e-commerce dan stakeholder lainnya, untuk merubah pola pikir masyarakat khususnya para pedagang tradisional,” pungkas Aria Bima.
Pada kesempatan yang sama juga dihadirkan narasumber dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo, Perum Bulog Cabang Surakarta, dan Tokopedia.