Temuan Komnas KIPI Mengejutkan, Soal Pemuda Usai Disuntik AstraZeneca Wafat

Jakarta, Gempita.co – Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengungkap temuan lanjut investigasi pemuda 22 tahun, asal Jakarta Timur, yang meninggal usai disuntik vaksin AstraZeneca.

Tak menutup kemungkinan wafatnya yang bersangkutan berkaitan dengan vaksin.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Berdasarkan hasil investigasi bersama dokter pribadi pemuda bernama Trio Fauqi Firdaus, Prof Hindra menegaskan riwayat kesehatan bukan menjadi penyebab dirinya wafat usai divaksin Corona.

“Sudah keluar (investigasi dengan dokter yang bersangkutan) tapi karena rekam medik ini kan nggak boleh disebutkan, cuma tidak terkait dengan penyebab meninggal yang bersangkutan,” ujar Prof Hindra Hingky Irawan Satari saat diwawancara detikcom Sabtu (15/5/2021).

Meski begitu, kata dia, untuk benar-benar memastikan wafatnya Trio akibat vaksin Corona AstraZeneca, tetap memerlukan autopsi.

Sementara, pihak keluarga hingga saat ini belum ada keterangan bersedia melakukan autopsi. Sejauh ini, untuk melihat keterkaitan antara keduanya, disebut Prof Hindra sangat sulit lantaran data yang dikumpulkan sangat terbatas. Sebab, yang bersangkutan sudah wafat saat dibawa ke rumah sakit.

“Harusnya juga kan ada (data) trombosit yang jumlahnya rendah itu, nah ini kan kita nggak bisa dapat, orang sudah wafat datang ke rumah sakitnya,” tuturnya. “Mungkin kalau sempat dirawat, bisa diperiksa labnya, bisa CT scan kepala ya, cuman sayang (sudah wafat),” jelas Prof Hindra.

BPOM disebutnya tengah melakukan uji sterilitas vaksin Corona untuk melihat apakah vaksin yang diberikan dalam kondisi terkontaminasi zat-zat berbahaya. Dilakukan di laboratorium. “Kita uji sterilitas dan toksitasnya dari vaksin tersebut, di lab-nya BPOM, untuk menguji si kualitas vaksin-nya,” sambungnya.

“Kita buktikan, nanti dari lab diharapkan steril tidak tercemar zat-zat berbahaya,” beber Prof Hindra. Ia kembali menegaskan, sangat sulit untuk menyimpulkan kaitan antara wafatnya yang bersangkutan dengan vaksin di data yang amat terbatas. Namun, sejauh ini risiko vaksinasi dibandingkan manfaat masih lebih rendah.

Prof Hindra mengajak agar masyarakat tetap menjalani vaksinasi Corona dengan mempertimbangkan manfaat yang lebih besar pasca divaksin. “Ini kan tindakan medis ya mau divaksin, jadi memang ada risiko medis tuh, nggak mgkn nggak ada, semua buatan manusia, orang minum parasetamol aja ada risiko, tapi manfaat dari vaksin jauh lebih besar ketimbang risikonya,” tutupnya.

Sumber Berita: Detik

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali