Gempita.co – Hubungan Pakistan-Taliban makin memburuk, pasca
aksi penembakan lintas-perbatasan oleh pasukan Taliban Afghanistan di Chaman barat daya Pakistan, Minggu (11/12) menewaskan tujuh orang
Chaman adalah penyeberangan utama untuk perdagangan antarnegara. Penyeberangan dibuka kembali pada Senin pagi, kata pihak berwenang.
Militer Pakistan awalnya mengatakan enam orang tewas dalam penembakan hari Minggu itu, tetapi jumlah korban tewas kemudian meningkat menjadi tujuh. Enam belas lainnya dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.
Militer Pakistan mengatakan, korban jatuh akibat tembakan senjata berat yang tidak beralasan dan membabi buta oleh pasukan Afghanistan terhadap warga sipil.
Di Afghanistan, juru bicara gubernur Kandahar, Ataullah Zaid, mengaitkan bentrokan antara pasukan Pakistan dan Taliban dengan pembangunan pos pemeriksaan baru di sisi perbatasan Afghanistan.
Ia mengatakan seorang anggota Taliban tewas dan 10 lainnya luka-luka. Tiga warga sipil juga terluka, tambahnya.
Militer Pakistan mengatakan pasukannya menanggapi tembakan Afghanistan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Militer mengatakan Pakistan telah menghubungi pihak berwenang di ibukota Afghanistan, Kabul, untuk menyoroti parahnya insiden perbatasan.
Sebelumnya, Akhtar Mohammad, seorang dokter di rumah sakit yang dikelola pemerintah di Chaman, mengatakan kepada Associated Press bahwa peluru tajam melukai total 27 orang yang dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Ia mengatakan tujuh di antara mereka berada dalam kondisi kritis.
Seorang penduduk di sisi perbatasan Pakistan, Wali Mohammad membawa sepupunya yang terluka ke rumah sakit di Chaman. Ia mengatakan ada sejumlah ledakan diikuti oleh serentetan tembakan.
“Kami sedang berada di jalan seperti pada hari libur lainnya, ketika tiba-tiba terdengar ledakan besar dan puing-puing menghantam banyak orang, termasuk salah satu sepupu saya,” kata Mohammad.
Mengkritik Taliban, Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif mencuitkan pernyataan di Twitter pada hari Senin: “Pemerintah sementara Afghanistan harus memastikan bahwa insiden seperti itu tidak terulang.”
Sumber: voa