Terungkap Sejumlah Kader Masih Dukung Moeldoko, KLB Demokrat Bisa Saja Terjadi

Sandi dan AHY dikabarkan masuk kabinet/ist

Jakarta, Gempita.co- Kepemimpinan Partai Demokrat di bawah komando Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang diterpa gelombang.

Hal itu karena AHY mengaku dirinya menjadi sasaran kudeta dari orang yang berada di lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diduga adalah Kepala KSP Moeldoko.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Mantan politikus Partai Demokrat Darmizal mengatakan, Moeldoko memang sangat cocok untuk bisa memimpin partai berlambang bintang mercy tersebut. Dia memandang figur Moeldoko cocok menjadi Ketua Umum Partai Demokrat karena pribadinya yang baik. Kemudian tidak berjarak dengan orang-orang lain.

“Saya pribadi mungkin tokoh seperti ini, berperilaku seperti ini yang sangat baik untuk menjadi pemimpin Partai Demokrat saat ini dan ke depan. Ya itu salah satunya,” ujar Darmizal dalam jumpa pers di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Damrizal adalah orang yang disebut bertemu dengan Moeldoko beberapa waktu lalu. Dia mengatakan hubungan dirinya dengan Moeldoko adalah baik. Bahkan dia kenal dengan mantan Panglima TNI itu dari tahun 1996.

“Seperti saya, tadi saya katakan. Kadang-kadang kami bertemu dalam pengajian, kadang-kadang kita bertemu dalam satu event olahraga, kadang-kadang kita bertemu dalam satu pertemuan sambil makan siang atau apa di saat beliau di luar jam kerja, saya kira itu,” katanya.

Dukungan eks kader Demokrat itu ternyata direspons oleh berbagai kalangan. Tak hanya politikus tapi juga para pengamat dan pakar politik tanah air. Salah satunya Praktisi Hukum dan Pengamat Politik, Saiful Huda.

Menurut Huda, dukungan pada Moeldoko muncul karena sosok itu dianggap bisa menghapus citra buruk SBY di Partai Demokrat yang dinilai telah banyak membuang para pendirinya dan memaksakan anaknya menjadi Ketum, adiknya menjadi Waketum.

“Figur Moeldoko tentu bisa mengubah citra Demokrat, dan bukan tidak mungkin bisa ikut dalam kontestasi pilpres 2024,” ujar Huda dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com.

Huda juga menuturkan, meskipun peta politik 2024 masih cair dan berubah-ubah, tapi tidak menutup kemungkinan dalam politik, Moeldoko bisa disandingkan dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, yang merupakan kader PDIP.

“Bila sudah demikian, bukan tidak mungkin suara Partai Demokrat akan kembali melesat seperti dalam Pemilu 2009. Karena itu, selalu ada kemungkinan bakal terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat digelar, karena saya dengar banyak DPC dan DPD menginginkan itu” ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan keinginan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang ingin menjadi Ketum Partai Demokrat, menurutnya, Gatot terlalu kecil untuk berhadapan dengan Moeldoko.

“Gatot sepertinya masih berat untuk muncul dan melawan,” imbuhnya.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali