Thailand Bantah Tudingan Taiwan, Memblokir Ekspor Vaksin Astrazeneca

This picture shows vials of the AstraZeneca Covid-19 vaccine and a syringe in Paris on March 11, 2021. - European countries can keep using AstraZeneca's coronavirus vaccine during an investigation into cases of blood clots that prompted Denmark, Norway and Iceland to suspend jabs, the EU's drug regulator said on March 11, 2021. (Photo by JOEL SAGET / AFP)

Jakarta, Gempita.co – Taiwan dan Thailand terlibat ‘keributan’ soal vaksin Covid-19. Hal itu dipicu oleh protes Taiwan terhadap Thailand yang dianggap memblokir ekspor vaksin Covid-19 Astrazeneca.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Jumat (11/6) Taiwan telah memesan 10 juta dosis dari Astrazeneca, yang sebagian besar memproduksinya di Thailand. Tetapi Thailand justru memberikan prioritas agar vaksin digunakan di Thailand.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sementara itu, Thailand membantah memblokir ekspor vaksin Covid-19 Astrazeneca. Seperti dilaporkan Reuters, Minggu (13/6/2021), seorang perwakilan pemerintah Thailand mengeluarkan bantahan tersebut. Bantahan dilontarkan setelah Taiwan menuding Thailand menyimpan sendiri dosis vaksin yang diproduksinya.

“Thailand tidak memblokir ekspor Astrazeneca. Itu urusan produsen yang mengelola,” kata wakil juru bicara pemerintah Thailand, Traisuree Taisaranakul di Twitter pada Sabtu malam.

Taisaranakul tidak merinci apakah yang dia maksud adalah AstraZeneca atau pabrikan Thailand, Siam Bioscience.

Kementerian kesehatan tidak dapat dihubungi pada hari Minggu, dan kedua perusahaan menolak untuk mengomentari alasan penundaan ekspor.

Baik Thailand dan Taiwan telah mengalami lonjakan kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir setelah berbulan-bulan berhasil mengendalikan wabah mereka.

Sementara itu, Filipina menyatakan bulan ini mereka mengharapkan penundaan vaksin buatan Thailand Astrazeneca karena penundaan produksi. Malaysia juga mengatakan mengharapkan penundaan.

Rencana distribusi Astrazeneca di Asia Tenggara bergantung pada 200 juta dosis yang dibuat oleh Siam Bioscience, perusahaan milik raja Thailand yang pertama kali membuat vaksin.

Sumber: asiatoday

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali