Gempita.co – Shahla Jahanbin telah dipenjara pemerintah Iran, karena
pada tahun 2019 mengirim surat kepada penguasa Islamis di negara itu agar mengundurkan diri.
Jahanbin adalah salah seorang dari 14 perempuan Iran yang pada Agustus 2019 lalu menandatangani surat terbuka menuntut pengunduran diri Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pihak berwenang menangkapnya tak lama kemudian, sebelum membebaskannya dengan jaminan pada November 2019.
Empat belas perempuan yang menandatangani surat terbuka itu dituntut menyebarluaskan propaganda anti-pemerintah dan “berkumpul serta berkonspirasi menentang keamanan nasional.”
Jahanbin dijatuhi vonis 30 bulan penjara karena perannya dalam penulisan surat itu, tetapi masa hukuman efektifnya dikurangi hingga menjadi 27 bulan, karena sudah menjalani sebagian diantaranya tahun lalu.
Menurut suaminya, Abbas Vahedian Shahroudi, Iran telah menolak permohonan istrinya untuk menangguhkan dimulainya hukuman penjara selama 27 bulan itu hingga ia menjalani perawatan karena sakit parah.
Berbicara pada VOA Selasa lalu (17/11) Shahroudi, mengatakan istrinya telah dipenjara di Evin, Teheran, pada hari Sabtu (14/11), menanggapi permohonan banding terakhirnya di mana ia sebelumnya berharap mendapat penangguhan karena alasan medis.
Jahanbin sebelumnya mengatakan pada VOA, ia menerima panggilan untuk memulai hukumannya Mei lalu dan membujuk petugas penjara untuk menangguhkan masa hukumannya hingga beberapa bulan sehingga ia dapat menjalani operasi punggung yang membutuhkan waktu pemulihan.
Ia mengatakan tidak dapat menjadwalkan operasi itu pada bulan berikutnya karena pandemi Covid-19, membuatnya berisiko ditangkap dan dipenjara kapan pun juga kecuali hukumannya ditangguhkan.
Dalam wawancara dengan VOA, Shahroudi mengatakan pihak berwenang Iran yang bertemu dengan istrinya di penjara Evin tanggal 14 November lalu mengatakan ia harus memulai hukumannya segera karena Korps Garda Revolusioner Iran menolak menunda lebih jauh hukuman penjara yang harus dijalaninya.
Shahroudi Rabu lalu (18/11) mencuit ia telah berbicara dengan Jahanbin melalui telpon, kontak pertama sejak ia dipenjara. Jahanbin mengatakan kepadanya bahwa ia masih menderita akibat rasa sakit parah di punggung dan bahunya.
VOA tidak dapat mengukuhkan kondisi tahanan Jahanbin karena tidak dapat melaporkan dari Iran.
Sumber: VoA