Gempita.co – Embargo senjata PBB atas Libya telah dilanggar Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) memicu perang.
Menurut investigasi surat kabar The Guardian yang diterbitkan Rabu (7/10/2020), data penerbangan dan citra satelit menunjukkan bahwa Turki dan UEA menggunakan pesawat kargo militer skala besar untuk menyalurkan logistik dan pasukan ke Libya.
Dalam konflik Libya, Turki mendukung pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli, sementara UEA mendukung pasukan oposisi di timur Libya yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar.
Padahal, Turki dan UEA sama-sama menghadiri KTT PBB di Berlin pada Januari 2020 yang bertujuan untuk menghentikan campur tangan asing melalui pengiriman senjata, pasukan, dan uang ke Libya.
Data radar penerbangan dan citra satelit menunjukkan bahwa C-17 Globemaster III milik UEA secara teratur terbang ke pangkalan Sidi Barrani di daerah gurun barat Mesir yang berbatasan dengan timur Libya.
Kapasitas kargo yang diangkut ke pangkalan Sidi Barrani mencatat peningkatan tajam sejak akhir 2019. Pangkalan Sidi Barrani adalah salah satu pangkalan kunci bagi UEA untuk mendukung pasukan Haftar.
Sebelumnya, UEA menggunakan tiga maskapai penerbangan di Kazakhstan untuk mengangkut senjata, tetapi pada musim semi tahun ini, otoritas Kazakhstan mencabut lisensi mereka karena terbukti melanggar embargo senjata PBB.
Turki juga menggunakan pesawat kargo militer Airbus A400M untuk menerbangkan pasukannya ke barat Libya guna mendukung pemerintah persatuan nasional yang berbasis di Tripoli.
Seorang pejabat senior di Kementerian Pertahanan Turki mengatakan kepada The Guardian bahwa aktivitas Turki di Libya difokuskan pada pembersihan ranjau yang dipasang oleh pasukan Haftar, memberikan bantuan kemanusiaan, dan membuka rumah sakit lapangan.