University of Maryland Medical School AS, Berhasil Cangkok Jantung Babi ke Manusia

Gempita.co – Operasi pencangkokkan jantung babi pada pasien manusia telah berhasil dilakukan ahli bedah dari University of Maryland Medical School Amerika Serikat, Senin (10/2/2022).

Operasi itu untuk pertama kalinya menunjukkan jantung hewan dapat bertahan hidup pada manusia tanpa penolakan dalam waktu singkat.

Seperti dilansir AFP melalui CNN Indonesia, pada Selasa (11/1), David Bennett dinilai tak memenuhi syarat untuk transplantasi manusia. Sehingga, warga berusia 57 ini terus dipantau untuk menentukan kinerja dari organ barunya itu. “Pilihannya antara mati atau melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Ini pilihan terakhir saya,” tuturnya satu hari sebelum menjalani operasi.

Food and Drug Administration memberikan izin darurat untuk operasi pada Malam Tahun Baru, sebagai upaya terakhir bagi pasien yang tidak cocok untuk transplantasi konvensional.

“Ini adalah operasi terobosan dan membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ,” kata Bartley Griffith, yang melakukan transplantasi jantung babi.

“Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi juga optimistis operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan.” Babi yang menjadi pendonor Bennett termasuk kawanan yang menjalani prosedur pengeditan genetik untuk melumpuhkan gen penghasil gula tertentu, yang jika tidak akan memicu respons imun yang kuat dan menyebabkan penolakan organ.

Obat itu adalah senyawa eksperimental yang dibuat oleh Kiniksa Pharmaceuticals. Sekitar 110 ribu orang Amerika saat ini sedang menunggu transplantasi organ, dan lebih dari 6 ribu pasien meninggal setiap tahun sebelum mendapatkannya, menurut angka resmi.

Untuk memenuhi permintaan, para dokter telah lama tertarik pada xenotransplantasi atau donasi organ lintas spesies, dengan eksperimen yang ditelusuri kembali ke abad ke-17.

Penelitian awal berfokus pada pengambilan organ dari primata, misalnya jantung babon ditransplantasikan ke bayi baru lahir yang dikenal sebagai “Baby Fae” pada 1984, tetapi ia bertahan hanya 20 hari.

Saat ini, katup jantung babi banyak digunakan pada manusia, dan kulit babi dicangkokkan pada korban luka bakar manusia. Babi menjadi donor yang ideal karena ukurannya, pertumbuhannya yang cepat dan jumlah anak yang banyak, dan fakta bahwa mereka telah dibesarkan sebagai sumber makanan.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali