Gempita.co – Bupati Blora dan Gubernur Jawa Tengah langsung menyikapi video viral terkait pemotongan Bantuan Langsung Tunai atau BLT BBM di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Video berdurasi sekitar 2 menit 50 detik memperlihatkan sejumlah warga menyetor uang Rp 20.000 dari BLT BBM ke istri dari salah satu perangkat Desa Sumberejo Kecamatan Randublatung. Dalam video itu terlihat juga percakapan antara ibu-ibu yang menggunakan bahasa jawa terkait kegunaan uang tersebut.
Gerak cepat menindaklanjuti peristiwa pemotongan BLT BBM itu, Rabu siang (21/9/2022) Forkopimda Blora melakukan rapat koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.
Dikutip Dari Times Indonesia, ratusan peserta yang hadir melakukan diskusi terkait permasalahan penyaluran BLT BBM, terutama perihal data yang tidak berubah dalam kurun waktu lama. Padahal mereka mengaku sudah memperbarui dan melaporkan data penerima bansos secara berkala, Rabu (21/9/2022).
Salah satu contoh data bermasalah penerima bansos yang diutarakan peserta rapat bahwasanya masih ada orang meninggal yang masih terdaftar sebagai penerima bansos, dan bahkan ada juga nama Kepala Desa yang ikut terdaftar sebagai penerima bansos.
Dalam rapat koordinasi tersebut, hadir pula Gubernur jawa tengah Ganjar Pranowo secara daring. Ia mengaku diserbu banyak pertanyaan se Indonesia, terkait viralnya pemotongan BLT BBM yang terjadi di Blora.
“Setelah kemarin mengikuti berita yang terjadi. Izin kawan kawan Kades, Camat, untuk bisa ngawasi perangkatnya. Kita diminta untuk melayani masyarakat. Bantuan yang diberikan tersebut untuk kategori warga tidak mampu,” ucapnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut menambahkan bahwa dirinya juga sempat melakukan sidak terkait penyaluran BBM bersubsidi, dan menegaskan bahwa BBM subsidi untuk warga tidak mampu.
“Termasuk saya melihat ke pom bensin, untuk melihat siapa yang beli BBM bersubsidi. Saya melihat ada pegawai bank dan kontraktor beli BBM bersubsidi. Itu kan kebangetan. Usai saya viralkan dirut bank nya langsung telpon saya, dan meminta maaf. Termasuk anggota saya yang beli pertalite, saya ingatkan bahwa itu ngisin isini (memalukan),” jelasnya.
Ganjar melanjutkan bahwa bansos tidak boleh dilakukan pemotongan sepeserpun atau harus diterima utuh.
“Ini diberikan untuk mereka yang tidak mampu. Jangan diambil. Serupiahpun tidak boleh. Mau pakai alasan apapun, tetap tidak boleh,” imbuhnya.