Walikota Bima Arya Ungkap 24 Guru-Siswa SD Bogor Positif Covid selama PTM

Wali Kota Bogor Bima Arya/twitter

Bogor, Gempita.co-Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan ada 24 guru dan siswa SD Negeri Sukadamai 2 Kota Bogor yang positif terjangkit Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) per Sabtu (19/11). Namun, ia mengklaim seluruhnya berstatus tanpa gejala.

Seluruh guru dan siswa yang positif saat ini menjalani isolasi mandiri dan dalam pemantauan Pemerintah Kota Bogor dan Satgas Covid-19 Kota Bogor. Selanjutnya, turut dilakukan penelusuran kontak erat pada masing-masing guru dan siswa yang terjangkit.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Tapi tetap terus kita observasi selama 10 hari ke depan. Kontak erat juga kita telusuri dan saya minta Disdik (Dinas Pendidikan Kota Bogor) juga terus berkoordinasi dengan pihak sekolah, memantau kalau ada yang bergejala,” ungkap Bima Arya seperti dikutip dari detik.com, Minggu (20/11).

Bersamaan dengan observasi dan penelusuran kontak erat, pemerintah setempat menghentikan sementara penyelenggaraan PTM di SD tersebut. Hal ini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Rencananya, Pemkot Bogor akan kembali mengadakan screening massal terhadap semua guru dan siswa yang mengikuti PTM. Sebab, 24 guru dan siswa yang terjangkit ditemukan usai melalui proses screening pada Kamis (17/11) lalu.

Secara total, ada 21 guru dan 29 siswa yang di-screening. Hasilnya, 10 guru dan 14 siswa positif.

“Minggu depan akan dilakukan screening, agak banyak ya (jumlahnya). Jadi kita siap-siap semua,” katanya.

Selain akan melakukan screening lagi, Bima juga menyiagakan tempat isolasi. “Tapi bagaimanapun, kami tetap siaga dan waspada. RS lapangan siap diaktivasi, kemudian tempat isolasi di Gadog, Ciawi, siap untuk dioperasikan dan semua sudah siaga,” jelasnya.

Di sisi lain, ia mengklaim jumlah guru dan siswa PTM yang positif covid-19 masih terbilang rendah karena pemerintah setempat sudah menggencarkan program vaksinasi, sehingga kekebalan komunitas (herd immunity) sudah mulai terbentuk. Hal ini, sambungnya, juga tercermin dari 10 guru yang terjangkit sejatinya sudah menjalani vaksinasi dosis pertama dan kedua.

“Saya kira ini terbukti herd imunity sudah terbentuk. Jadi karena ini berbeda, semoga bukan indikasi gelombang ketiga, mudah-mudahan ini indikasi herd imunity. Jadi virusnya semakin melemah, positif tetapi tidak ada gejala,” pungkasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali