Warga China Diminta Timbun Pasokan Kebutuhan Pokok, Ada Apa?

Gempita .co – Pemerintah China Minta warganya mempersiapkan pasokan kebutuhan hidup pokok dan darurat sejak awal pekan ini.

“Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat,” ujar situs resmi pemerintah tersebut.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Selain itu, Kemenag juga menyarankan warga menyetok kebutuhan makanan bukan hanya untuk musim dingin ini, tetapi juga hingga musim semi. Ini mendadak membuat gelombang kepanikan di media China. Sejumlah netizen berspekulasi soal apa yang terjadi.

Perintah menimbun makanan diambil dengan beberapa pertimbangan mengenai permasalahan yang sedang dialami Negeri Tirai Bambu. Salah satunya cuaca buruk, kekurangan energi, dan pembatasan akibat lonjakan Covid-19.

Sebelumnya, rata-rata harga pangan, terutama sayuran, melonjak 39,8% sejak September. Ini diakibatkan gagal panen yang disebabkan hujan lebat yang membanjiri lahan sayuran.

Sejak September hingga awal Oktober, terjadi hujan deras terjadi di sebagian besar wilayah utara China. Kebanyakan membanjiri provinsi penghasil sayuran terbesar di Shandong.

Sementara itu, tindakan penguncian (lockdown) juga sedang digalakkan di beberapa provinsi yang mengalami lonjakan Covid-19. China merupakan negara yang masih menganut konsep “no tolerance” pada Covid-19, berbeda dengan tren banyak negara saat ini yang memilih ‘damai’ dengan corona.

Sejauh ini, China sudah melakukan lockdown di kota Heihe, Lanzhou, dan Eijin. Selain di tiga kota itu, penguncian yang sifatnya lokal atau per kompleks perumahan juga dilakukan di distrik Changping, barat laut Beijing.

Sebagaimana diketahui, kasus corona di China kembali pecah rekor. Pada Kamis (4/11/2021), tercatat 109 kasus Covid-19 baru, jadi jumlah kasus infeksi harian tertinggi negara tersebut.

Data Worldometers menunjukkan negara terbesar di Asia itu mencatat total 97.423 kasus infeksi dan 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di kota Wuhan pada Desember 2019.

Sumber: CNBC

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali