Jakarta, Gempita.co – Otoritas pemerintahan Rusia menutup bursa saham hari ini, karena situasi yang tidak kondusif.
“Melihat situasi terkini, bank sentral Rusia memutuskan tidak membuka sesi perdagangan saham dan derivatif,” sebut keterangan tertulis bank sentral Rusia.
Stabilitas sistem keuangan Rusia memang sedang di ujung tanduk. Pada pukul 18:35 WIB, rubel Rusia melemah 15,8% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, mata uang Negeri Beruang Merah sempat melemah nyaris 30%.
Negara-negara Barat (plus Jepang) sepakat untuk mendepak Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT. Blokade ini membuat Rusia praktis dikucilkan dari pasar keuangan dunia, Rusia sudah diperlakukan layaknya Korea Utara.
Di dalam negeri, kepercayaan rakyat terhadap sistem keuangan Rusia pun runtuh.
Mengutip Reuters melalui CNBC Indonesia, warga Rusia mengantre di depan mesin ATM untuk menarik seluruh uang mereka di bank karena khawatir nantinya sanksi bakal membuat uang tunai bakal menjadi barang langka.
“Bank run (atau dikenal di Indonesia dengan istilah bank rush, bank ‘diserbu’ oleh nasabah yang ingin menarik semua dana) di Rusia sudah dimulai. Inflasi bakal melonjak. Sistem perbankan Rusia sangat mungkin menghadap masalah besar,” tegas Jeffrey Halley, Senior Market Analyst di OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak hanya menunda perdagangan saham, bank sentral Rusia juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Bukan sekadar naik, tetapi diangkat tinggi-tinggi.
Bank sentral Rusia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dari 9,5% menjadi 20%. Ini adalah yang tertinggi dalam hampir 20 tahun terakhir.
“Dampak situasi eksternal terhadap perekonomian Rusia telah berubah drastis. Kenaikan suku bunga acuan akan membuat suku bunga simpanan berada di level yang memadai untuk menutup risiko depresiasi kurs dan inflasi,” sebut keterangan tertulis bank sentral Negeri Beruang Merah.
Kemarin, bank sentral Rusia juga mengumumkan kebijakan baru yaitu menambah pembelian emas di pasar domestik. Bank sentral Rusia juga melakukan lelang repo tanpa batas untuk meringan beban posisi valas perbankan.
Kemudian, bank sentral Rusia juga memperluas cakupan agunan untuk memperoleh kredit. Bank sentra Rusia juga melarang pelaku pasar untuk menerima tawaran pembelian aset oleh investor asing.