Warga Sawangan Heboh, Tangkap Babi Jadi-jadian

Penelitian yang dilakukan ilmuwan di China berhasil mendeteksi adanya jenis baru virus Flu Babi yang dinamakan Virus G4/Foto: net

Gempita.co – Warga kawasan Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/4), mendadak heboh. Mereka mendapat kabar penangkapan seekor babi jadi-jadian alias babi ngepet di lingkungannya.

Seekor babi hitam yang disebut babi jadi-jadian itu sontak menjadi tontonan warga. Mereka memenuhi sekitar rumah seorang warga, lokasi babi dikandangkan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Berdasarkan kabar yang beredar, babi itu ditemukan di kebun Suratiyo di Kp. Bedahan RT 02/04 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan, Depok, Selasa (27/4) dini hari tadi.

Warga disebut harus membuka pakaian untuk menangkapnya. Mereka mengaku sudah kesal kerap kehilangan uang yang diduga akibat perbuatan babi jadi-jadian itu.

Ketua RW 04 Bedahan Abdul Rosad yakin itu babi jadi-jadian. Dia mengimbau warga Bedahan yang merasa kehilangan anggota keluarga agar segera menghubunginya. Jika tidak ada yang mengaku, binatang itu akan dibunuh.

“Jadi emang bener babi ngepet. Saya harapkan warga Bedahan kalau punya saudara atau tetangga yang merasa kehilangan silakan hubungi saya, datang ke rumah Ustad Adam. Kita tunggu sampai sore, kalau nggak ada (yang mengaku) kita matikan,” kata Abdul Rosad.

Sementara itu, warga masih penasaran dengan babi yang disebut jadi-jadian itu. Namun mereka yang hendak melihat dan memfotonya harus merogoh kocek.

“Bayar Rp2 ribu tadi ada warga yang ngecrek bawa kardus,” kata Ronny, salah seorang warga di lokasi.

Saat hendak masuk menuju lokasi, dirinya sudah disodori kotak amal sukarela. Dia pun mengeluarkan uang Rp2 ribu.

“Pas mau foto juga bayar Rp2 ribu lagi,” bebernya.

Meskipun dipungut bayaran, warga tetap antusias ingin melihat babi itu. Motor terlihat berjejer di pinggir jalan.

“Sudah ramai di pinggir jalan motor parkir dan ada petunjuk tulisan ‘babi ngepet’,” sebut Ronny.

Waktu untuk melihat babi yang disebut jadi-jadian itu juga dibatasi. Setiap warga hanya diberi waktu satu menit lalu bergantian dengan warga lain. “Cuma dikasih waktu semenit kalau mau lihat,” kata Kasna, warga lainnya.

Hingga Selasa (27/4) siang, babi itu masih dikerumuni warga yang ingin melihat. Mereka mengaku penasaran dengan penampakannya.

“Ya penasaran aja sama nggak sih kayak babi beneran,” pungkas Kasna.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali