Gempita.co – Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari menyebutkan cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat selama sepekan kedepan.
Cuaca ekstrem dipengaruhi oleh beberapa fenomena alam yang menyebabkan pembentukan uap dan hujan.
Dalam sepekan ke depan diperkirakan terdapat beberapa fenomena yang masih berpengaruh terhadap penambahan uap air dan atau pembentukan awan yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.
Di antaranya karena kondisi muka laut di sekitar Jawa Barat masih relatif hangat.
Kemudian Indeks Dipole Mode diperkirakan masih mengindikasikan aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat yang signifikan.
“Indeks Nino juga masih mengindikasikan periode La Nina dan gelombang atmosfer Rossby Equator diprakirakan akan aktif di sebagain wilayah Jawa Barat. Labilitas atmosfer di sebagian wilayah Jawa Barat diprakirakan juga akan berada pada kategori labil sedang yang mendukung terhadap pertumbuhan awan konvektif,” katanya.
Dan berdasarkan model prakiraan OLR tutupan awan konvektif di wilayah Jawa Barat relatif signifikan. Berdasarkan prakiraan kondisi global, regional, dan model probabilistik, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam skala lokal terdapat di sebagian kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat untuk sepekan ke depan.
Berdasarkan kondisi perkembangan musim update dasarian I Oktober 2022, wilayah Jawa Barat bagian utara masih memiliki kriteria Hari Tanpa Hujan sangat pendek. Sedangkan hampir seluruh wilayah Bogor, dan Jawa Barat bagian selatan HTH nya berada pada kategori sangat pendek.
“Curah hujan di sebagian wilayah Jawa Barat bagian selatan berada pada kategori tinggi. Hujan wilayah pesisir selatan pada kategori sangat tinggi, wilayah Jawa Barat bagian utara secara umum pada kategori rendah, sedangkan bagian tengah bervariasi dari rendah hingga menengah,” imbuh dia.
Kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap peningkatan potensi terjadinya hujan lebat dan angin kencang pada siang hingga menjelang malam hari. Kondisi tersebut ditandai dengan pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang mengakibatkan pembentukan awan konvektif dengan dasar awan yang gelap, puncak awan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis Cumulonimbus).