GEMPITA.CO- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Sumatera Utara menyatakan Gunung Sinabung mengalami erupsi.
Erupsi kali ini meluncurkan awan panas yang teramati dengan jarak 1.500 meter mengarah ke timur dan tenggara.
”Gunung kabut jelas dan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-200 meter di atas puncak,” kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin. Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara erupsi sebanyak dua kali kemarin.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, M Nurul Asrori mengatakan erupsi pertama terjadi pukul 00:52 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1500 meter di atas puncak.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah Selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 31 mm dan durasi 131 detik,” ujar Asrori kepada wartawan.
Berselang 3 menit atau pukul 00.55 WIB kata Asrori, Sinabung kembali erupsi. Lagi-lagi tinggi kolom abu mencapai 1500 meter ke arah Selatan.
“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 14 mm dan durasi 200 detik,” ujarnya.
Asrori juga menjelaskan ke depan Gunung Sinabung berpotensi mengalami erupsi. Musababnya, kubah lava di atas puncak gunung terus membesar.
“Kubah lava juga terus membesar sehingga potensi erupsi dan awan panas guguran masih sangat tinggi,” ujar Asrori.
Terkait erupsi ini dia mengimbau kepada warga untuk tidak mendekati zona merah. Sebab status Gunung Sinabung kini berada pada level III atau siaga.
“Masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor Selatan-Timur, dan 4 km untuk sektor Timur-Utara,” ujarnya.
Kata Asrori apabila terjadi hujan abu, masyarakat diminta memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.
“(Lalu) Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh,’’ tambah Asrori.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai Gunung Sinabung diminta tetap waspada terhadap bahaya lahar.