Athena, Gempita.co – Sebulan setelah Yunani secara resmi dibuka bagi wisatawan internasional, ketidakpastian untuk perjalanan selama pandemi masih berdampak pada industri pariwisata negara itu.
Awal Juni, hotel-hotel beroperasi dengan kapasitas rata-rata sekitar 20-25 persen, kata Manos Vallis, presiden asosiasi pengusaha perhotelan Samos sekaligus kepala grup Doryssa Hotels and Resorts, yang mengelola enam hotel dengan hotel ketujuh yang sedang dibangun.
Namun, optimisme bertambah seiring banyaknya pemesanan menjelang waktu kedatangan, sesuatu yang tidak biasa. Yunani memperkirakan wisatawan akan berdatangan pada Agustus.
Meski demikian, Vallis tidak yakin musim turis kali ini akan menguntungkan. “Saya yakin tidak ada hotel tahun ini yang mendapatkan keuntungan, sebagian besar mungkin akan mengalami kerugian.”
Pendapatan pariwisata Yunani anjlok lebih dari 75 persen tahun lalu dibandingkan pada tahun 2019, turun dari 18,2 miliar euro menjadi 4,3 miliar euro.
Pemerintah negara di Laut Tengah itu berharap dapat memperoleh setengah dari jumlah pengunjung 2019 pada tahun ini.
Para pemilik bisnis memberanikan diri untuk membuka hotel, toko, dan restoran serta berharap turis meningkat seiring berlalunya musim panas, percepatan vaksinasi dan kepercayaan yang meningkat terhadap perjalanan.
Petra Marheinecke, asal Jerman, telah menjalankan toko cinderamata dan garmen di Kokkari sejak tahun 1994. Ia membuka kembali tokonya pada awal Juni 2021.
Sebelum pandemi, Marheinecke mempekerjakan empat karyawan. Kini ia terpaksa menguranginya menjadi hanya satu pegawai dan mempersingkat jam buka toko untuk memenuhi kebutuhan hingga bisnis beroperasi normal.
“Yah, kami tetap buka agar dapat bertahan hidup, untuk membayar uang sewa, menggaji mereka yang bekerja, staf saya. Tentu saja, saya berharap situasi akan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Yunani merupakan salah satu anggota Uni Eropa pertama yang menyatakan negaranya terbuka untuk pariwisata tahun ini dan mengizinkan wisatawan masuk mulai pertengahan Mei 2021 asalkan mereka menunjukkan hasil tes negatif virus corona, bukti vaksinasi, atau bukti pemulihan terakhir dari COVID-19.
Selain menerima sertifikat vaksin yang disetujui Uni Eropa, Yunani juga mengakui vaksin buatan China dan Rusia.
Namun, dalam lanskap peraturan perjalanan yang terus berubah, ketidakpastian telah membuat banyak orang ragu untuk melakukan pemesanan rencana liburan. Bagi sebagian pengunjung, tempat-tempat wisata yang kurang ramai merupakan daya tarik tersendiri.
Sumber: AP/voa