Wisatawan Singapura Belum Bisa Masuk Indonesia

Jakarta, Gempita.co – Wisatawan dari Singapura, belum diizinkan Masuk Indonesia, dikarenakan infeksi Covid-19 di negeri itu tergolong masih tinggi dan belum berada pada level aman.

“Singapura belum termasuk karena belum memenuhi persyaratan atau standar level 1—2 sesuai dengan arahan WHO,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Senin (11/10/2021).

Luhut menjelaskan, selama sepekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Indonesia turun 98,4% dari puncak per 15 Juli 2021. Khusus untuk Jawa dan Bali turun 98% juga dari puncak per 15 Juli 2021.

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga turun. Per 10 Oktober hanya 39 kematian secara nasional, dan spesifik di Jawa dan Bali 17 kematian.

Menurutnya, saat ini situasi pandemi Covid-19 di Indonesia lebih baik dibandingkan negara tetangga di ASEAN. Itu karena indeks pemulihan Covid-19 di Indonesia terus mengalami perbaikan, utamanya dari sisi penambahan kasus harian dan angka kesembuhan termasuk juga angka kematian.

“Recovery index yang dirilis oleh Nikkei menunjukkan peringkat Indonesia jauh lebih baik dari Singapura, Malaysia, dan Thailand,” jelasnya.

Meski demikian, Luhut menegaskan agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah tidak menurunkan kewaspadaan dan menjadi lepas kendali sehingga tetap dapat mempertahankan kasus serendah mungkin dalam waktu lama dan konsisten.

“Kita tegaskan agar masyarakat jangan terlena dengan kondisi hari ini,” tegasnya.

Merujuk pada laporan Nikkei Asia per 30 September 2021 yang dikutip Sabtu (9/10/2021), Indonesia meraih point tertinggi dan menempati urutan pertama di Asia Tenggara (ASEAN) dalam indeks pemulihan Covid-19.

Indonesia mendapatkan nilai sebesar 54,5 atau berada di urutan ke-54 dunia.

Indonesia diatas Singapura yang berada di urutan ke-70 dunia, Kamboja di urutan ke-76, Malaysia di 102, Myanmar di 105, Thailand di 109, Vietnam di 118, Laos di 120, dan Filipina di 121 atau paling rendah karena tingkat vaksinasinya yang baru 30 persen dari populasi.

Sementara itu, Malta yang mendapat skor sebesar 73 menduduki puncak indeks pemulihan covid-19 ini. Malta bahkan menggeser China yang menempati peringkat pertama sejak indeks ini pertama kali dirilis pada Juli lalu, sehingga China kini harus turun ke posisi kesembilan secara global.

Di urutan kedua, ada Chili yang memperoleh nilai sebesar 72, diikuti Bahrain dengan nilai yang sama. Kemudian ada Uni Emirat Arab (UEA) dengan nilai 71, Arab Saudi dengan nilai 70,5, Portugal dengan nilai 68,5, Hong Kong dan Qatar dengan nilai masing-masing 68, serta Hungaria dan Uruguay dengan nilai 67 di bawah China.

Sedangkan negara besar lainnya seperti Jepang ada di urutan 14 dengan nilai 65,5, Prancis di urutan ke-17 dengan 63,5, Turki di urutan ke-33 dengan nilai 58,5, India urutan ke-40 dengan nilai 57,5, Kanada urutan ke-48 dengan nilai 56, serta Yordania, Meksiko, dan Korea Selatan yang juga ada di urutan ke-54 seperti Indonesia.

Beberapa negara lain yang ada di bawah Indonesia, antara lain, Jerman di urutan ke-58 dengan nilai 54, Brasil urutan 62 dengan nilai 51,5, Afrika Selatan di urutan ke-63 dengan nilai 51, Britania Raya di urutan ke-69 dengan nilai 49,5, Amerika Serikat (AS) di urutan yang sama dengan Singapura bersama Slovenia.

Indeks tersebut menilai lebih dari 120 negara dan wilayah dalam hal manajemen infeksi, peluncuran vaksin, dan mobilitas sosial.

Semakin tinggi peringkatnya, semakin dekat suatu tempat dengan pemulihan didukung angka infeksi yang rendah, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dan/atau langkah-langkah jarak sosial yang kurang ketat.

Sumber: ATN

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali