Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/gempita.co/public_html/wp-load.php:2) in /home/gempita.co/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":48524,"date":"2021-04-17T14:53:51","date_gmt":"2021-04-17T07:53:51","guid":{"rendered":"https:\/\/gempita.co\/?p=48524"},"modified":"2021-04-17T14:53:51","modified_gmt":"2021-04-17T07:53:51","slug":"relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/","title":{"rendered":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM!"},"content":{"rendered":"

Jakarta, Gempita.co – Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara mereka mengalami kejadian yang tidak diinginkan (KTD) grade 1 dan 2.<\/p>\n

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dalam keterangan tertulisnya mengatakan seluruh relawan yang mengalami KTD berada pada kelompok penerima vaksin dengan kadar adjuvant 250 mikrogram (mcg) dan tanpa adjuvant.<\/p>\n

\u201cKejadian yang tidak diinginkan (KTD) yang terjadi adalah nyeri lokal, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, penebalan, kemerahan, gatal,\u00a0ptechiae, lemas, mual, demam, batuk, pilek dan gatal,\u201d ungkap Penny.<\/p>\n

Lanjutnya, KTD grade 3, juga terjadi pada enam relawan dengan rincian seorang mengalami hipernatremi, dua orang mengalami peningkatan kadar\u00a0blood urea nitrogen\u00a0(BUN) dan tiga lainnya mengalami peningkatan kolesterol.<\/p>\n

\u201cKejadian yang tidak diinginkan grade 3 merupakan salah satu pada kriteria penghentian pelaksanaan uji klinik yang tercantum pada protokol uji klinik, namun berdasarkan informasi tim peneliti saat inspeksi yang dilakukan Badan POM, tidak dilakukan penghentian pelaksanaan uji klinik dan analisis yang dilakukan oleh tim peneliti terkait kejadian tersebut,\u201d jelasnya.<\/p>\n

Pembuatan Vaksin Nusantara Dinilai Tidak Steril<\/p>\n

Penny menjelaskan, proses produksi vaksin Nusantara tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ia mengatakan, penjaminan mutu dan keamanannya lemah.<\/p>\n

Hal tersebut terlihat dari hasil inspeksi BPOM pada 12-13 Maret 2021 ke pusat uji klinik RSUP Dr. Kariadi dan laboratorium pemeriksaan imunogenisitas Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Vaksin dendritik ini tidak dibuat dalam kondisi yang steril, dan tidak memenuhi standar proses produksi yang benar.<\/p>\n

\u201cPembuatan vaksin (katanya dibuat) secara\u00a0close system, tetapi pada kenyataannya setelah diminta menjelaskan proses pembuatannya semua dilakukan secara manual dan\u00a0open system. Jika proses pengolahan dilakukan secara\u00a0close system, maka mulai darah dikeluarkan dari tubuh manusia sampai dimasukkan kembali tidak pernah ada proses pembukaan tabung darah dan pengambilan darah keluar dari tabung,\u201d kata Penny.<\/p>\n

Ditambahkannya, produk antigen SARS CoV-2 yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan vaksin dendritik ini tidak memenuhi standar farmasi, dan dinyatakan oleh produsennya, Lake Pharma-USA, tidak terjamin sterilitasnya.<\/p>\n

Antigen tersebut, ujar Penny, penggunaannya hanya untuk riset di laboratorium bukan untuk diberikan kepada manusia.<\/p>\n

Penelitian Dilakukan Oleh Peneliti Asing<\/p>\n

Dalam keterangan tertulis ini, Penny juga mengatakan bahwa hal-hal yang menjadi perhatian utama BPOM adalah semua komponen utama pembuatan vaksin dendritik ini diimpor dari Amerika Serikat.<\/p>\n

Selain itu, pelaksanaan uji klinik ini dilakukan oleh para peneliti dari AIVITA Biomedica Inc.USA, sehingga para peneliti Indonesia tidak menguasai prosedurnya.<\/p>\n

\u201cSemua pertanyaan dijawab oleh peneliti dari AIVITA Biomedica Inc, USA, dimana dalam protokol tidak tercantum nama peneliti tersebut. Peneliti utama: Dr. Djoko (RSPAD Gatot Subroto) dan dr. Karyana (Balitbangkes) tidak dapat menjawab proses-proses yang berjalan karena tidak mengikuti jalannya penelitian,\u201d kata Penny.<\/p>\n

Dengan berbagai hasil temuan pada uji klinik fase 1 vaksin Nusantara ini, BPOM merekomendasikan penelitian tersebut dikembangkan terlebih dahulu pada tahapan uji praklinik sebelum masuk ke uji klinik untuk mendapatkan\u00a0basic concept\u00a0yang jelas.<\/p>\n

\u201cSehingga pada uji klinik di manusia bukan merupakan percobaan yang belum pasti. Kegiatan penelitian praklinik sebaiknya dilakukan pendampingan oleh Kemenristek\/BRIN, Hal ini sesuai dengan hasil kesepakatan pada RDP-DPR tanggal 10 Maret 2021,\u201d tegas Penny.<\/p>\n

Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan Tanpa Persetujuan BPOM<\/p>\n

Uji klinis fase II Vaksin Nusantara tetap dilanjutkan meskipun BPOM belum mengeluarkan izin atau Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK). Penelitian tersebut dilanjutkan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.<\/p>\n

Sejumlah anggota Komisi IX DPR RI dan tokoh lainnya seperti Aburizal Bakrie hingga mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Gatot Nurmantyo diketahui bersedia menjadi relawan untuk uji klinis fase II vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini.<\/p>\n

Relawan tersebut diambil sampel darahnya pada Rabu (14\/4) dan akan kembali delapan hari kemudian untuk disuntik vaksin yang berasal dari sel darah putih masing-masing.<\/p>\n

Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Letnan Jenderal Albertus Budi Sulistya membenarkan bahwa sejumlah relawan telah diambil sampel darahnya untuk dijadikan penelitian uji klinis vaksin nusantara.<\/p>\n

\u201cYa ini namanya uji klinis, tapi tentang fase (berapa) dan sebagainya itu bukan domain kami (untuk menjawab),\u201d ungkapnya.<\/p>\n

Budi membeberkan alasan pihak RSPAD Gatot Soebroto bersedia menjadi tempat uji klinis fase 2 meskipun belum mendapatkan izin dari BPOM. Penelitian berbasis sel dendrintik yang merupakan bagian dari terapi pengobatan sel, kata Budi, bukanlah hal yang baru bagi RSPAD. Layanan tersebut sudah ada sejak 2014.<\/p>\n

\u201cKami berani untuk menerima, menjadi tempat penelitian karena kita sudah punya laboratoriumnya. Laboratorium kami ini kan\u00a0bench mark\u00a0dari Jerman, dan sudah operasional dari 2014,\u201d jelasnya.<\/p>\n

Ia pun menekankan sebuah penelitian vaksin harus memenuhi syarat yang berlaku dan memenuhi kaidah ilmiah. Berdasarkan data-data yang diberikan oleh tim peneliti, pihaknya menganggap bahwa semua persyaratan sudah terpenuhi.<\/p>\n

\u201cKami prinsipnya mendukung penuh pengembangan penelitian, tapi pengembangan penelitian harus memenuhi syarat. Apalagi sekarang era dimana vaksin terbatas, negara punya uang belum tentu bisa beli vaksin, karena vaksinnya terbatas, nah ini memang perlu untuk menyegerakan penelitian. Tapi penelitian harus memenuhi kaidah ilmiah,\u201d kata Budi.<\/p>\n

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena membenarkan dirinya menjadi salah satu relawan yang diambil sampel darahnya untuk dijadikan penelitian vaksin Nusantara.<\/p>\n

Ketika ditanyakan, mengapa dirinya bersedia padahal BPOM belum memberikan izin uji klinik tahap 2, Melky mengklaim bahwa sebenarnya BPOM sendiri telah menyetujui kelanjutan daripada penelitian vaksin Nusantara.<\/p>\n

Dari berbagai rapat yang dilakukan di DPR RI, dan juga di RS Kariadi, Semarang, diperoleh hasil uji klinik fase 1 menunjukkan potensi produk vaksin yang baik dan tidak ada hal yang membahayakan.<\/p>\n

\u201cKarena dia sendiri sudah setuju kok di rapat komisi IX itu, BPOM nya sudah setuju, kan sudah ada dalam kesimpulan rapat itu. Jadi BPOMnya setuju dia sendiri yang ingkari. Peneliti kan sudah perbaiki semua, dan sudah berkali-kali. Dan saya katakan lagi tidak ada alasan apapun kok, ini baru uji klinis, belum diedarkan ke masyarakat,\u201d jelasnya.<\/p>\n

Menurut Melky, setelah uji klinik fase 1 selesai, banyak dukungan berdatangan. Ia mengatakan ada beberapa tokoh yang juga bersedia menjadi relawan dalam proses penelitian vaksin nusantara ini, seperti Wakil Ketua DPR RI Sufi Dasco Ahmad. Bahkan Ketua MPR Bambang Soesatyo disebutnya bersedia juga menjadi relawan.<\/p>\n

\u201cJadi orang ini melihat karena penelitiannya bagus, setelah mencermati berbagai data orang juga mau ikut. Setelah uji klinis fase 1 dukungan dari mana-mana muncul. Vaksin yang potensial ini jangan sampai berhenti, harus terus maju,\u201d paparnya.<\/p>\n

Terkait, keberlanjutan uji klinis ini, Penny menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dengan kelanjutan penelitian yang dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto. Menurutnya, pihak BPOM sudah memberikan penilaian pada uji klinik fase 1 dan menunggu perbaikan dari peneliti vaksin Nusantara.<\/p>\n

\u201cApa yang sekarang terjadi itu di luar Badan POM, bukan (kapasitas) kami untuk menilai itu. Badan POM melakukan pendampingan pada saat uji klinik sesuai dengan standar-standar,\u00a0good clinical trial\u00a0yang berlaku internasional, berlaku umum, dan itu tidak ada pengecualian diterapkan untuk seluruh pengembangan vaksin yang ada di Indonesia. Jadi kami tidak terlibat di dalamnya,\u201d ungkap Penny dalam telekonferensi pers, Jumat (16\/4).<\/p>\n

Ia pun menekankan, sebuah penelitian vaksin memang harus bertahap dan sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku, tidak bisa kemudian langsung menjadi berhasil. Maka dari itu, seharusnya seorang peneliti harus bersedia melakukan perbaikan dari koreksi yang diberikan oleh BPOM.<\/p>\n

\u201cJawaban kami adalah sebagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama dari uji klinik dari vaksin dendritik atau vaksin nusantara ini, adalah belum bisa dilanjutkan ke fase kedua, udah\u00a0clear\u00a0kan itu? Karena ada temuan-temuan, ada koreksi-koreksi yang diberikan oleh Badan POM, jadi harus ada perbaikan dulu, kalau ingin maju ke fase kedua,\u201d tegas Penny.<\/p>\n

Sumber: voa<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Jakarta, Gempita.co – Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari (Baca Selengkapnya)<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":8,"featured_media":48525,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1],"tags":[3262,14962],"newstopic":[],"class_list":["post-48524","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-news","tag-bpom","tag-vaksin-nusantara"],"yoast_head":"\nRelawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"id_ID\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Gempita.co\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/mediagempita\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2021-04-17T07:53:51+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2021\/04\/images-1-1.jpeg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"701\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"438\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Jeffry Sarafil\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:creator\" content=\"@GempitaMedia\" \/>\n<meta name=\"twitter:site\" content=\"@GempitaMedia\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Ditulis oleh\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Jeffry Sarafil\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Estimasi waktu membaca\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"6 menit\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"NewsArticle\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\"},\"author\":{\"name\":\"Jeffry Sarafil\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/93a0f8267e0396e8cec15af42eb17d40\"},\"headline\":\"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM!\",\"datePublished\":\"2021-04-17T07:53:51+00:00\",\"dateModified\":\"2021-04-17T07:53:51+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\"},\"wordCount\":1193,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#organization\"},\"keywords\":[\"BPOM\",\"Vaksin Nusantara\"],\"articleSection\":[\"News\"],\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#respond\"]}],\"copyrightYear\":\"2021\",\"copyrightHolder\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#organization\"}},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\",\"url\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\",\"name\":\"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#website\"},\"datePublished\":\"2021-04-17T07:53:51+00:00\",\"dateModified\":\"2021-04-17T07:53:51+00:00\",\"description\":\"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/\"]}]},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/gempita.co\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM!\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#website\",\"url\":\"https:\/\/gempita.co\/\",\"name\":\"Gempita.co\",\"description\":\"Berita Terkini Hari Ini\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/gempita.co\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"id\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#organization\",\"name\":\"Gempita.co\",\"url\":\"https:\/\/gempita.co\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2022\/08\/cropped-20220827_113730_0000.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2022\/08\/cropped-20220827_113730_0000.png\",\"width\":512,\"height\":512,\"caption\":\"Gempita.co\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/mediagempita\/\",\"https:\/\/twitter.com\/GempitaMedia\",\"https:\/\/www.instagram.com\/mediagempita\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCr2XE8FI81z29qGuGuJ6eeQ\",\"https:\/\/www.youtube.com\/@mediagempita96\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/93a0f8267e0396e8cec15af42eb17d40\",\"name\":\"Jeffry Sarafil\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/607fbe2ae3f12f5dc9f11d492356e6fc?s=96&d=mm&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/607fbe2ae3f12f5dc9f11d492356e6fc?s=96&d=mm&r=g\",\"caption\":\"Jeffry Sarafil\"},\"sameAs\":[\"http:\/\/www.gempita.co\"],\"url\":\"https:\/\/gempita.co\/author\/jefri\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co","description":"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/","og_locale":"id_ID","og_type":"article","og_title":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co","og_description":"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara","og_url":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/","og_site_name":"Gempita.co","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/mediagempita\/","article_published_time":"2021-04-17T07:53:51+00:00","og_image":[{"width":701,"height":438,"url":"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2021\/04\/images-1-1.jpeg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Jeffry Sarafil","twitter_card":"summary_large_image","twitter_creator":"@GempitaMedia","twitter_site":"@GempitaMedia","twitter_misc":{"Ditulis oleh":"Jeffry Sarafil","Estimasi waktu membaca":"6 menit"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"NewsArticle","@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/"},"author":{"name":"Jeffry Sarafil","@id":"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/93a0f8267e0396e8cec15af42eb17d40"},"headline":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM!","datePublished":"2021-04-17T07:53:51+00:00","dateModified":"2021-04-17T07:53:51+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/"},"wordCount":1193,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/#organization"},"keywords":["BPOM","Vaksin Nusantara"],"articleSection":["News"],"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#respond"]}],"copyrightYear":"2021","copyrightHolder":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/#organization"}},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/","url":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/","name":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM! - Gempita.co","isPartOf":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/#website"},"datePublished":"2021-04-17T07:53:51+00:00","dateModified":"2021-04-17T07:53:51+00:00","description":"Jakarta, Gempita.co - Berdasarkan hasil studi uji klinik fase 1 vaksin Nusantara, sebanyak 20 dari 28 relawan penerima vaksin atau 71,4 persen di antara","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#breadcrumb"},"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/"]}]},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/gempita.co\/relawan-vaksin-nusantara-alami-efek-samping-begini-penjelasan-bpom\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/gempita.co\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Relawan Vaksin Nusantara Alami Efek Samping, Begini Penjelasan BPOM!"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/gempita.co\/#website","url":"https:\/\/gempita.co\/","name":"Gempita.co","description":"Berita Terkini Hari Ini","publisher":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/gempita.co\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"id"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/gempita.co\/#organization","name":"Gempita.co","url":"https:\/\/gempita.co\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2022\/08\/cropped-20220827_113730_0000.png","contentUrl":"https:\/\/gempita.co\/wp-content\/uploads\/2022\/08\/cropped-20220827_113730_0000.png","width":512,"height":512,"caption":"Gempita.co"},"image":{"@id":"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/mediagempita\/","https:\/\/twitter.com\/GempitaMedia","https:\/\/www.instagram.com\/mediagempita\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCr2XE8FI81z29qGuGuJ6eeQ","https:\/\/www.youtube.com\/@mediagempita96"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/93a0f8267e0396e8cec15af42eb17d40","name":"Jeffry Sarafil","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/gempita.co\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/607fbe2ae3f12f5dc9f11d492356e6fc?s=96&d=mm&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/607fbe2ae3f12f5dc9f11d492356e6fc?s=96&d=mm&r=g","caption":"Jeffry Sarafil"},"sameAs":["http:\/\/www.gempita.co"],"url":"https:\/\/gempita.co\/author\/jefri\/"}]}},"amp_enabled":true,"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48524"}],"collection":[{"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/users\/8"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=48524"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48524\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":48526,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48524\/revisions\/48526"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/media\/48525"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=48524"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=48524"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=48524"},{"taxonomy":"newstopic","embeddable":true,"href":"https:\/\/gempita.co\/wp-json\/wp\/v2\/newstopic?post=48524"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}