Yayasan Rapel Jaga Ekosistem Laut, Tanam 1000 Bibit Mangrove di Kota Batam

Aksi menaman 1.000 bibit pohon mangrove Yayasan Rakyat Peduli Lingkungan (Rapel) Kota Batam di Pantai Tanjung Tritip, Tanjung Uma, Batam Kepulauan Riau, Minggu (9/8/2020)/foto:istimewa

Batam, Gempita.co – Yayasan Rakyat Peduli Lingkungan (RAPEL) melakukan penanaman 1.000 pohon magrove di pesisir bibir Pantai Tanjung Tritip, Tanjung Uma, Batam Kepulauan Riau, Minggu (9/8/2020).

Tampak ratusan masyarakat sangat antusias ikut andil dalam kegiatan tersebut yang dimulai pukul 08.00 WIB. Baik orang tua, remaja dan para anggota Yayasan Rapel yang berkantor di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja, begitu semangat mengikuti kegiatan menanam bibit pohon mangrove.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Penanaman bibit mangove memiliki arti yang sangat penting untuk berlangsungnya ekosistem laut. Kami ingin menjaga ekosistem dengan menggugah kesadaran masyarakat, karena ekosistem mangrove harus ada campur tangan dari kita semua,” kata Ketua Harian Yayasan Rapel, Priswanto

Menurutnya, sebelumnya banyak juga masyarakat sekitar yang belum paham apa fungsi nyata dari program pembibitan penanaman mangrove.

Hal ini dibuktikan sendiri ketika aksi penanaman itu berjalan, sebahagian dari warga banyak yang juga mengklaim lahan tersebut akan adanya penanaman bibit mangrove.

“Namun dengan memberikan sedikit pencerahan keterangan yang singkat dan berbagi pengalaman akan pentingnya mangrove bagi masyarakat sekitar, akhirnya memberikan lampu hijau hingga masyarakat akhirnya paham dan sadar,” ujar Priswanto.

“Dalam mewujudkan program ini, mari kita sama-sama melestarikan pohon mangrove, karena kalau kita rusak dan tidak kita jaga pasti kedepan nya ekosistem marah juga sama kita, itu sudah hukum alam,” tegas pria yang biasa disapa Iwan penuh semangat.

Ia juga berpesan kepada instansi terkait, khususnya pemerintah setempat agar program ini dapat bersinergi kedepannya dalam rangka melestarikan mangrove.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Rapel, Indah Perkasa menyampaikan bahwa apa yang sudah dilaksanakan oleh yayasannya ini merupakan modal dasar semangat. Mengingat sepanjang dua tahun belakangan ini di pinggiran pantai arus tanaman mangrove sudah tak terabaikan.

“Semangat adalah modal utama yang kita tanamkan pada diri kita, apalagi terkait masalah ekosistem mangrove, kita harus menjaganya, apalagi kegiatan ini adalah modal wujud cinta kasih kita pada lingkungan kita sendiri agar menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Kota Batam,” papar Indah.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali