27 Negara Uni Eropa akan Izinkan Pengunjung, Ini Syaratnya!

Gempita.co – Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara akan merekomendasikan pengunjung yang telah menerima dosis lengkap vaksin yang disetujui Uni Eropa.

Komisi Eropa, cabang eksekutif Uni Eropa, Senin (3/5), merekomendasikan agar blok beranggotakan 27 negara itu mengizinkan masuknya pengunjung yang telah menerima dosis lengkap vaksin yang disetujui Uni Eropa.

Bacaan Lainnya

Perjalanan ke Uni Eropa sekarang ini sangat terbatas, kecuali bagi segelintir negara dengan tingkat infeksi rendah, termasuk Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan.

Dalam konferensi pers di Brussels, Ibu Kota Belgia,Denim kemarin, juru bicara Komisi Eropa Adalbert Jahnz mengatakan usulan itu merekomendasikan agar negara-negara anggota mengizinkan masuknya pengunjung yang bisa membuktikan bahwa mereka telah mendapat vaksinasi lengkap, lebih dari 14 hari sebelum kedatangan.

“Kami mengusulkan untuk memberi izin masuk ke Uni Eropa untuk alasan nonesensial. Tidak hanya bagi semua orang yang datang dari negara-negara dengan situasi epidemiologi yang baik, tapi juga bagi semua orang yang telah menerima dosis terakhir dari vaksin yang disetujui Uni Eropa. Ini bisa diperluas ke vaksin-vaksin yang telah mendapat status penggunaan darurat dari WHO,” ujar Jahnz.

Jahnz juga menyerukan agar mekanisme “rem darurat” dikoordinasi pada tingkat Uni Eropa. Mekanisme itu akan langsung membatasi perjalanan dari negara non-Uni Eropa apabila mengalami lonjakan kasus tiba-tiba atau apabila sebuah varian virus tertentu yang berbahaya ditemukan di sana.

Berdasarkan usulan itu, negara-negara Uni Eropa akan menerima sertifikat vaksinasi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang di negara-negara non-Uni Eropa, asalkan sertifikat tersebut berisi semua data yang relevan dan bisa diverifikasi. Negara-negara anggota juga bisa memilih untuk mengizinkan pengunjung yang telah menerima vaksin-vaksin yang disetujui WHO untuk penggunaan darurat.

Proposal itu kemungkinan akan disambut baik oleh negara-negara Eropa dengan ekonomi yang sangat bergantung pada pariwisata, terutama di Eropa selatan menjelang musim panas.

Sumber: voa

Pos terkait