India Kini ‘Mengejar Matahari’ Usai Berhasil Meluncurkan Roket ke Bulan

Gempita.co – Sukses pendaratan di bulan dengan wahana antariksa Chandrayaan-3, kini India meluncurkan roket pada Sabtu (2/9) untuk mempelajari Matahari.

Roket itu adalah wahana antariksa pertama milik India yang akan ditempatkan di ruang angkasa untuk meneliti matahari. Tujuan misi itu adalah untuk mempelajari angin matahari yang bisa menimbulkan gangguan di Bumi yang dikenal dengan fenomena aurora.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

India mempelajari angin Matahari, yang dapat menyebabkan gangguan di Bumi yang biasa disebut aurora.

Roket Aditya-L1 yang berarti matahari dalam bahasa Hindi, dijadwalkan lepas landas pada pukul 11.50 waktu setempat.

Misi Matahari ini diluncurkan menyusul kesuksesan India yang mengalahkan Rusia pada akhir bulan lalu untuk menjadi negara pertama yang mendarat di kutub selatan Bulan. Meskipun Rusia memiliki roket yang lebih kuat, Chandrayaan-3 milik India mampu mengalahkan Luna-25 dalam melakukan pendaratan seperti yang biasa dilakukan.

Pesawat ruang angkasa Aditya-L1 dirancang untuk melakukan perjalanan sekitar 1,5 juta kilometer selama empat bulan ke suatu tempat yang mirip dengan area parkir di luar angkasa. Di tempat tersebut, berbagai benda cenderung diam karena keseimbangan gaya gravitasi, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar untuk pesawat ruang angkasa.

Posisi-posisi tersebut disebut sebagi Lagrange Points (Poin Lagrange) yang diambil dari nama ahli matematika Italia-Prancis, Joseph-Louis Lagrange.

Misi tersebut mempunyai kapasitas untuk membuat “ledakan besar dalam hal ilmu pengetahuan,” kata Somak Raychaudhury, yang terlibat dalam pengembangan beberapa komponen observatorium. Ia menambahkan bahwa partikel energi yang dipancarkan Matahari dapat mengenai satelit yang mengendalikan komunikasi di Bumi.

Para ilmuwan berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang dampak radiasi Matahari pada ribuan satelit di orbit, jumlah tersebut bertambah seiring keberhasilan usaha swasta seperti jaringan komunikasi Starlink milik SpaceX milik Elon Musk.

Dalam jangka panjang, data dari misi tersebut dapat membantu lebih memahami dampak Matahari terhadap pola iklim Bumi dan asal usul angin Matahari, aliran partikel yang mengalir dari Matahari melalui tata surya, demikian pendapat para ilmuwan dari Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (Indian Space Research Organisation/ISRO).

Didorong oleh Perdana Menteri Narendra Modi, India telah memprivatisasi peluncuran ruang angkasa dan berupaya membuka sektor ini bagi investasi asing karena New Delhi menargetkan peningkatan lima kali lipat pangsa pasar peluncuran global dalam dekade berikutnya.

Ketika ruang angkasa berubah menjadi bisnis global, negara ini juga mengandalkan keberhasilan ISRO dalam menunjukkan kehebatannya di sektor ini.

Sumber: voa

 

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali