Bern, Gempita.co – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dilanda konflik internal. Sepp Blatter menyerukan agar penggantinya Gianni Infantino diskors, karena proses pidana di Pengadilan Swiss.
Pihak berwenang di Swiss menjelaskan, proses telah dilakukan saat ini oleh Jaksa Penuntut Khusus yang menyelidiki pertemuan Infantino dengan Jaksa Agung Swiss Michael Lauber. Namun keduanya membantah tuduhan tersebut.
“Bagi saya, situasinya jelas, bahwa Komite Etika FIFA harus membuka kasus terhadap Infantino dan harus menskorsnya,” ujar Blatter, 84, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Blatter adalah presiden FIFA selama 17 tahun, dirinya diskors dan kemudian dilarang oleh komite etika FIFA setelah ia menjadi subjek dari proses pidana di Swiss pada tahun 2015.
Namun sejauh ini Komite Etika FIFA belum mengomentari apakah Infantino, yang terpilih pada 2016, akan menghadapi penyelidikan internal.
Dalam pernyataannya melalui email pada Reuters, Komite Etika FIFA mengatakan, “Harap dicatat bahwa sebagai kebijakan umum, Komite Etika tidak mengomentari kemungkinan proses yang sedang berlangsung atau tentang apakah investigasi sedang dilakukan terhadap dugaan kasus.”
“Seperti biasa, informasi apa pun yang mungkin ingin dibagikan Komite Etika akan dikomunikasikan sesuai indikasi mereka.”
Disebutkan, investigasi terhadap Blatter masih berlangsung. Dia telah membantah melakukan kesalahan dan belum didakwa.
Masalah tersebut soal pembayaran dua juta franc Swiss ($ 2,2 juta) yang terjadi 2011, diberikan kepada Presiden UEFA saat itu Michel Platini dengan persetujuan Blatter untuk pekerjaan yang telah dilakukan Platini satu dekade sebelumnya.
Komite Etis FIFA meghukum Blatter dilarang selama delapan tahun, dikurangi menjadi enam pada saat naik banding, dan Platini juga selama delapan tahun, dikurangi menjadi empat. Platini membantah melakukan kesalahan.
Perlu diketahui, Komite Etika FIFA dibagi menjadi ruang investigasi dan ajudikasi, yang sejak 2017 telah dipimpin oleh Maria Claudia Rojas (Kolombia) dan Vassilios Skouris (Yunani).
Mereka menggantikan Cornel Borbely (Swiss) dan Hans-Joachim Eckert (Jerman) yang dilengserkan ketika Dewan FIFA pembuat keputusan, untuk tidak memperbarui mandat mereka.