Jakarta, Gempita.co – Counterpoint Research mencatat pengapalan telepon pintar di kawasan ini turun 22 persen pada kuartal II-2020 dengan volume pengiriman Oppo tercatat menggeser Samsung.
Counterpoint dalam keterangannya melalui LinkedIn melaporkan pengapalan Oppo pada Kuartal II-2020 lalu menguasai 20,3 persen pangsa pasar smartphone Asia Tenggara.
Angka ini lebih baik dari Samsung yang mengambil jatah 19,5 persen. Total pengapalan smartphone ke kawasan Asia Tenggara diaporkan mencapai 24 juta uni pada periode April-Juni 2020.
Dibandingkan dengan data kuartal I-2020, Samsung kala itu masih memimpin pangsa pasar Asia Tenggara dengan menguasai pengapalan 18,9 persen.
Disusul Oppo di peringkat kedua dengan 18,7 persen. 2 dari 3 halaman Dalam temuannya, Counterpoint juga melaporkan konsumen Asia Tenggara lebih memilih produk smartphone dengan harga yang lebih murah. Ini terlihat dari rentang harga ponsel di bawah US$150 yang hanya turun 10 persen (year on year/yoy).
Sementara volume pengapalan smartphone dengan rentang harga US$15-250 dilaporkan turun 40 persen akibat dampak pandemik Covid-19. ” Sejak Covid-19 menyebar di beberapa negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Myanmar, dan lainnya, akan sulit bagi pasar-pasar tersebut untuk sepenuhnya pulih pada Q3,” ujar analis senior Counterpoint Research, Jin Suk Park.
Menurut Jin, pasar smartphone di negara yang tidak memberlakukan lockdown pada kuartal III-2020 diperkirakan akan pulih secara bertahap dibandingkan Q2. Selain Oppo dan Samsung, produsen smartphone lain yang mengirimkan produknya terbanyak sepanjang kuartal II-2020 adalah Vivo yang berada di nomor tiga. Vendor smartphone ini menguasi 17,9 persen pangsa pasar.
Menyusul berikutnya Xiaomi di peringkat keempat dengan 14 persen pangsa pasar. Realme menutup lima besar dengan 12 persen pangsa pasar. Di kuartal sebelumnya, pangsa pasar Xiaomi masih belum berubah dengan perolehan 14 persen.
Peningkatan justru terjadi pada smartphone Vivo yang periode lalu hanya memiliki pangsa pasar 13 persen dan Realme mencapai 7,3 persen.(